Hari ini adalah batas akhir pengiriman artikel lomba blok UII dengan tema "Mendefinisikan Perguruan Tinggi Idaman". Sebanyak 799 peserta telah terregister sebagai partisipan. Dan seperti dugaan sebelumnya, bahwa tidak semua peserta yang terregister tersebut benar-benar serius mengikuti lomba ini. Ada yang hanya numpang lewat agar blognya diketahui oleh banyak orang. Tetapi banyak juga yang serius mengikuti lomba ini sesuai dengan ketentuan panitia.
Tentu dengan jumlah peserta sebanyak itu, team juri membutuhkan tenaga ekstra dalam proses penilaiannya. Semoga keputusan yang diambil nantinya dapat memuaskan semua pihak, dan point-point yang dinilai sesuai dengan ketentuan dan persyaratan lomba, yaitu misalnya: pemakaian keyword wajib, kesesuaian isi blog dengan tema, kemudahan mencari artikel yang dilombakan di dalam blog, jumlah posting blog minimal, originalitas tulisan, ide-ide kreatif dan segar, kualitas isi tulisan, dan lain-lain.
Mari kita tunggu saja pengumumannya, semoga hasilnya bermanfaat bagi kemajuan dunia pendidikan di Indonesia. dan Hadiahnya bermanfaat bagi para pemenangnya.
Salam,
Heru Wids
'more useful everyday and everytimes"
Minggu, 02 Mei 2010
Kamis, 18 Maret 2010
MENUJU KAMPUS IDAMAN BAGI BANGSA INDONESIA
IDE REALISTIS DAN APLIKATIF
[Tinjauan dari sisi kepentingan Bangsa dan Negara Indonesia]
[Tinjauan dari sisi kepentingan Bangsa dan Negara Indonesia]
Masa depan merupakan suatu tantangan dan sekaligus harapan. Tantangan karena masa depan masih dalam bayangan dan penuh dengan berbagai perubahan. Harapan karena ada banyak peluang untuk menggapai segala impian agar menjadi kenyataan. Bagi Bangsa Indonesia harapan yang ingin diwujudkan adalah meningkatkan kemakmuran rakyat secara merata dan menciptakan stabilitas nasional.
Perguruan Tinggi sebagai institusi idealis pencetak sumber daya manusia berkualitas, menjadi tumpuan Bangsa Indonesia untuk menghasilkan lulusan terbaik yang handal dalam menghadapi berbagai perubahan di masa depan. Oleh karena itu, wajib hukumnya bagi perguruan tinggi di Indonesia untuk berbenah diri, menetapkan kembali strategi dan arah perkembangannya, agar ”output” perguruan tinggi benar-benar ”ready for use” dan ”ready for action” sebagai garda depan menghadapi berbagai tantangan masa kini serta dalam rangka menyongsong masa depan untuk mewujudkan kemakmuran rakyat dan bangsa Indonesia secara merata. Kalau rakyat Indonesia makmur, maka stabilitas nasional terkondisi mengikutinya.
Secara kelembagaan, ”perguruan tinggi memiliki 4 tanggung jawab moral terhadap negara. Pertama, mampu menghasilkan SDM yang berkualitas. Kedua, mampu melahirkan calon pemimpin yang bijak di dalam berbagai bidang kehidupan, baik bidang sosial, ekonomi, politik, hukum serta iptek. Ketiga, perguruan tinggi sebagai bagian dari sistem kelembagaan nasional, harus turut serta memecahkan masalah lapangan kerja. Keempat, harus mampu memacu dan memicu pertumbuhan ekonomi nasional.” 1)
Apalah artinya menjadi Perguruan Tinggi Terbaik maupun Perguruan Tinggi Favorit Indonesia, kalau dalam faktanya perguruan tinggi menjadi penghambat pembangunan karena tidak mampu menjadi ”partner in progress” dalam pembangunan. Hal ini menjadi perhatian serius bagi perguruan tinggi, khususnya dalam pengembangan kurikulum dan implementasinya.
Hal-hal yang perlu memperoleh perhatian serius, antara lain:
1. Kurikulum tingkat lanjut
Menyimak kata ”Perguruan Tinggi”, berkonotasi PT bukanlah tempat menempuh pendidikan yang biasa-biasa saja, melainkan sudah dalam tingkat lanjutan. Jadi seharusnya materi kurikulum yang diaplikasikan di perguruan tinggi sudah bersifat tingkat lanjut bukan tingkat dasar [elementary] atau menengah [intermediate] lagi. Sehingga studi di perguruan tinggi benar-benar studi tingkat lanjutan, bukan mempelajari hal-hal yang dasar lagi [sudah diakomodasi di tingkat SD sampai SMA]. Misalnya: Pendidikan Agama, di kampus umum tidak perlu dimasukkan ke dalam salah satu kurikulum wajib, melainkan cukup di tampung di dalam kegiatan esktra kurikuler saja [berupa seminar/pengajian umum, himpunan mahasiswa/unit kegiatan mahasiswa, dsb]. Kecuali kalau perguruan tinggi tersebut adalah perguruan tinggi berbasis agama atau pondok pesantren, maka pendidikan agama merupakan kurikulum wajib/utama, semacam: IAIN, Sekolah Tinggi Theology, dan lain-lain.
2. Kurikulum yang adabtable terhadap masa kini
Beberapa tahun lalu saat saya bekerja sambil kuliah malam di salah satu perguruan tinggi swasta [Fakultas Ekonomi], ada mata pelajaran Pengantar Komputer, yaitu: Wordstar dan dBaseIII. Saat itu saya mengajukan minta dispensasi ke pihak kampus untuk tidak mengambil mata kuliah ini, alasannya saya hanya membuang-buang waktu saja, karena saat itu sudah masanya semua menggunakan MS Office [Ms Word, Excell, Access, dll], percuma saja mempelajari Wordstar dan dBaseIII karena tidak akan digunakan di dunia kerja. Apalagi saya bekerja di bidang IT yang kapasitasnya sudah lebih dari itu. Tetapi dispensasi saya ditolak, inilah contoh mata kuliah yang tidak adabtable terhadap masa kini. Seharusnya mata kuliah Pengantar Komputer disesuaikan dengan kondisi teknologi informasi yang berkembang saat ini.
3. Kurikulum tentang kewirausahaan [berbasis entrepreneur]
Kurikulum ini perlu diadakan bila sebelumnya belum ada, serta porsinya diperbanyak dan diberlakukan di semua fakultas. Tujuannya sangat jelas, membekali mahasiswa agar saat lulus nanti bisa mandiri menciptakan lapangan kerja sendiri. Terutama mengakomodasi mahasiswa yang kurang brilian di dalam bidang penelitian ilmiah [IPK rendah], diharapkan bisa merintis usaha setelah lulus.
4. Pusat Pengembangan Riset/Penelitian & Pemberdayaan Masyarakat. Lembaga ini harus ditingkatkan dan dioptimalkan intensitas kegiatannya dalam mengadakan riset/penelitian ilmiah, sehingga diharapkan bisa menghasilkan penemuan-penemuan ilmiah yang berguna bagi ilmu pengetahuan dan masyarakat. Lembaga ini sekaligus sebagai wadah bagi dosen dan mahasiswa yang brilian dalam bidang ilmiah [IPK Tinggi] dapat mengembangkan bakat ilmiahnya di bidang penelitian. Jangan biarkan Lembaga Penelitian Kampus ini menganggur atau tidak ada aktivitas sama sekali. Akibatnya mudah ditipu oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung-jawab, yang menggunakan/memanfaatkan nama lembaga ini untuk mengajukan proposal minta dana ke pemerintah setempat dengan dalih untuk melaksanakan Program Pemberdayaan Sosial Ekonomi Masyarakat [P2SEM], yang akhir-akhir ini ramai di beritakan di media masa.
5. Operasional Kampus berbasis Teknologi Informasi, misalnya:
a. ID Card [Kartu Mahasiswa/Dosen] yang dilengkapi dengan sistem pembacaan barcode scanner dan atau sidik jari. Sehingga aktifitas absensi, perpustakaan, pembayaran SPP, pendaftaran klinik kampus, dll, tinggal menggunakan alat pembaca barcode scanner atau sidik jari, maka data member sudah diketahui. ID Card ini juga berfungsi sebagai identitas tunggal bagi mahasiswa/dosen/staf kampus [nomer identitasnya sama baik sebagai member mahasiswa/perpustakaan/klinik kesehatan/ukm, dll]
b. Perpustakaan Online, yaitu: selain menyediakan koleksi buku hardcopy juga menyediakan koleksi buku softcopy [e-book], sehingga bisa dibaca langsung via koneksi intranet [hanya member/anggota kampus saja yang bisa akses].
c. Portal website kampus yang terpadu, lengkap dan up to date.
d. Sarana akses hotspot di dalam area kampus
e. Bahan ajar berbasis Multimedia, contoh: OHP/LCD Projector, metode e-learning, dll. Whiteboard tetap diperlukan sebagai sarana corat-coret pelengkap untuk penjelasan dosen kepada mahasiswa.
f. Materi ujian yang type pilihan / ”Multiple Choice” menggunakan sistem Lembar Jawaban Komputer [LJK], dan proses pengolahannya memakai software dan perangkat Optic Mark Reader [Pembaca Lembar Jawaban Komputer]. Tidak lagi menggunakan Master Lembar Jawaban yang dilubangi dengan puntung rokok untuk proses koreksinya.
g. Memanfaatkan teknologi alat EDC [Electronic Draft Capture], dalam proses administrasi pembayaran SPP, dll. Ini sebagai alternatif lain atau layanan tambahan, selain dengan cara setor langsung ke Bank atau transfer via ATM yang selama ini telah dilakukan.
6. Sarana Program Link Antar Perguruan Tinggi di Indonesia
Selain dilakukan secara tradisional dengan cara saling kunjung dan kerjasama bilateral, kini sudah saatnya menyediakan ruangan yang cukup besar untuk seminar jarak jauh antar perguruan tinggi di Indonesia [Ruang Video Tele Conferrence] yang dihubungkan via jaringan komunikasi data. Contoh yang sudah berjalan adalah proyek Video Tele Conferrence MKRI [Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia], yang diadakan oleh beberapa Fakultas Hukum Universitas Negeri di Indonesia [sejak 2008].
7. Kualitas dosen yang capable dalam mengajar
Banyak dosen yang jenius [bahkan gelar kesarjanaannya rangkap-rangkap] tetapi tidak cocok mengajar, yaitu materi yang diajarkan sulit dicerna dan dipahami oleh mahasiswa. Dosen semacam ini lebih sesuai sebagai peneliti bukan pengajar. Pilihlah Dosen Pengajar yang ”user friendly” terhadap mahasiswa, yang piawai mengajar-mendidik-membimbing dan memotivasi.
8. Biaya studi yang terjangkau. Tidak dianjurkan biaya kuliah itu gratis, karena kalau gratis banyak efek negatif yang timbul, misalnya: nanti mahasiswa belajar tidak sepenuh hati dan tidak punya beban, karena lulus maupun gagal toh tidak keluar biaya. Kecuali itu gratis dari program beasiswa, karena program beasiswa diberikan kepada mahasiswa yang berprestasi dan tidak mampu. Lalu bagaimana bisa biaya terjangkau? Di sini pemerintah harus memberikan subsidi biaya pendidikan, toh tujuan globalnya untuk kepentingan bangsa dan negara.
9. Bila perlu kata ”KULIAH” diganti dengan kata lain, misalnya: ”STUDI” atau yang lainnya.
Karena kata ”kuliah” mengandung makna ”kuli-ah”, contoh lain ”Kuliah Kerja Nyata” mengandung makna ”Kuli-ah Kerja Nyata”. Ini berarti setelah lulus sarjana siap menjadi Kuli yang nyata [ini pendapat penulis, kalo tidak setuju itu terserah pembaca, faktanya masih banyak sarjana yang menjadi kuli ketimbang menjadi bos].
Pandangan Umum
Konon, dalam suatu acara wisuda sarjana di Harvard University – USA, Sang Rektor dalam isi sambutannya mengatakan, ” ... bagi wisudawan dengan predikat lulusan terbaik, saya ucapkan selamat, anda-lah calon peneliti-peneliti tingkat dunia yang akan membawa perubahan dunia dengan penemuan-penemuan ilmiah yang spektakuler. Sedangkan bagi wisudawan dengan predikat biasa-biasa saja, saya ucapkan selamat, anda-lah calon pengusaha-pengusaha milyuner yang akan menjadi donatur bagi kemajuan kampus ini khususnya dan Bangsa Amerika pada umumnya ....”. Cuplikan ini bukan bermaksud berkiblat ke negara Amerika, tetapi patut kita ambil hikmahnya, bahwa baik mahasiswa yang jenius maupun yang biasa-biasa saja diberi sanjungan yang proporsional demi kemajuan bangsa dan negara-nya. Sehingga seluruh mahasiswa merasa tersanjung dan dihargai statusnya sebagai generasi masa depan yang potensial.
Bagaimana dengan di Indonesia, apakah seluruh lulusan sarjana dihargai?, lalu mengapa banyak sarjana brilian kita yang justru memilih tinggal dan berkarya di negara asing? Sedangkan sarjana yang masih tinggal di Indonesia, makin banyak yang menjadi pengangguran, tidak tertampung di dunia kerja, maupun tak mampu mandiri untuk berwira usaha.
Demikian ide realistis dan aplikatif yang dapat saya sampaikan melalui tulisan ini, demi meningkatkan kualitas dan kuantitas perguruan tinggi di Indonesia dan mewujudkan Perguruan Tinggi Idaman bagi Bangsa Indonesia, serta Perguruan Tinggi Favorit Indonesia bagi generasi muda Indonesia . Sudah saatnya Bangsa Indonesia bangkit, kalau tidak mulai sekarang mau kapan lagi! Melalui jalur pendidikan lah langkah yang tepat meningkatkan kualitas sumber daya manusia-nya [khususnya perguruan tinggi], demi mewujudkan kemakmuran masyarakat Indonesia secara merata.
SEMOGA BERMANFAAT

Best Regard,
Heru Widijanto
[Artikel ini khusus di-posting untuk partisipasi dalam Lomba Blog UII yang diselenggarakan oleh Universitas Islam Indonesia – Yogyakarta]
1) Sumber: Proposal penelitian [Maret 1994]
Heru Widijanto
[Artikel ini khusus di-posting untuk partisipasi dalam Lomba Blog UII yang diselenggarakan oleh Universitas Islam Indonesia – Yogyakarta]
1) Sumber: Proposal penelitian [Maret 1994]
Senin, 25 Januari 2010
LANGKAH STRATEGIS MENJADI PERGURUAN TINGGI IDAMAN
Diposting untuk mengikuti Lomba Blog UII Tahun 2010
Setiap orang tentu ingin tampil cantik dan sempurna didepan umum. Segala faktor sekecil-kecilnya sangat diperhatikan, mulai dari penampilan fisik maupun non fisik, termasuk disini yaitu: dandanan, tingkah laku dan moral. Semua itu dilakukan sebagai alat tebar pesona, agar bisa menjadi idaman dan memikat orang lain yang melihatnya.
Demikian pula dengan Perguruan Tinggi, agar bisa menjadi perguruan tinggi idaman harus tampil prima dan sempurna, bukan hanya tampilan kosmetik luarnya saja yang tampak cantik, melainkan juga cantik dan sehat didalamnya [inner beauty-nya]
Untuk menentukan Perguruan Tinggi Terbaik, tidak terlalu sulit asal ada standard penilaian, kriteria dan rasio yang telah ditentukan sebelumnya. Maka tinggal menilai atau memilih mana yang terbaik dari perguruan tinggi kontestan. Contoh-nya yaitu Universitas Islam Indonesia merupakan salah satu perguruan tinggi 20 terbaik menurut versi penilaian dari Tempo/Webometric [Juli 2009] dan menjadi perguruan tinggi dengan nilai penjaminan mutu internal terbaik di Indonesia versi Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi [Juli 2009].
Sedangkan untuk menentukan Perguruan Tinggi Favorit di Indonesia, juga tidak terlalu sulit, yaitu dengan cara mengadakan survey/jejak pendapat/polling terhadap persepsi masyarakat baik secara offline maupun online, serta dengan melihat data statistik yang ada, maka dapat diketahui perguruan tinggi mana yang menjadi favorit di Indonesia.
Secara umum sangat sulit menemukan Perguruan Tinggi Idaman [red; bagi semua kalangan] di Indonesia saat ini. Karena semakin baik sarana dan fasilitas yang dimiliki, maka semakin mahal biaya untuk menuntut ilmu disana. Rasanya mustahil untuk menjadi perguruan tinggi idaman dengan modal seadanya. Seperti pepatah Jawa mengatakan, ”Ono rego, ono rupo” yang artinya ada modal/biaya, tentu ada kualitas terbaik yang diterima. Sehingga Perguruan Tinggi yang sebenarnya cukup baik dan berkualitas, namun sayang tidak dapat menjadi idaman calon mahasiswa, disebabkan karena biaya yang mahal. Dalam tulisan ini, saya ber-asumsi memberikan pendapat, ilustrasi atau ulasan-ulasan tentang perguruan tinggi idaman dengan mengabaikan biaya-biaya mahal tersebut. Dengan kata lain, penilaian kriteria idaman dilihat secara komprehensif dan tidak memasukkan unsur mahalnya biaya kuliah dan bangunan.
********
Perguruan tinggi seharusnya bukan hanya sebagai penerbit ijasah saja bagi lulusannya, namun punya tanggungjawab moral sebagai tempat menggodok dan mempersiapkan calon-calon sarjana yang potensial baik secara kualitas maupun kuantitas, sehingga lulusan yang dihasilkan benar-benar berkualitas, profesional dan ”Link & Match” dengan kebutuhan dunia usaha, pemerintahan dan ilmu pengetahuan. Syukur-syukur bisa menjadi perguruan tinggi terbaik, terfavorit, dan idaman. Yang terpenting dapat dinikmati oleh setiap insan cendekia maupun masyarakat Indonesia.
Perguruan Tinggi Idaman dapat ditinjau dari 2 Faktor, yaitu Faktor eksternal dan internal.
Faktor Eksternal
Faktor eksternal berhubungan dengan lokasi yang strategis, tenang dan nyaman. Perguruan Tinggi Idaman sebaiknya terletak di lokasi yang strategis, yaitu: tidak berada di dekat kawasan industri/pabrik, pasar, perkampungan padat penduduk, terminal, tempat pembuangan akhir [TPA] sampah, lokalisasi dan komplek kuburan. Perguruan Tinggi Idaman sebaiknya terletak di lokasi yang tenang, yaitu: jauh dari kebisingan kendaraan maupun suara-suara gaduh lain. Perguruan Tinggi Idaman sebaiknya terletak di lokasi yang nyaman, yaitu: aman dari gangguan-gangguan keamanan dan gangguan lain. Dengan lokasi yang tenang dan nyaman ini, jiwa menjadi lebih tenang, nyaman dan enjoy untuk berpikir dan beraktivitas belajar-mengajar dan bisa lebih fokus menyerap materi pelajaran dengan maksimal.
Tambahan catatan untuk faktor eksternal ini, lokasi harus tetap dapat dijangkau atau dilalui oleh angkutan umum, misalnya: angkot, bis kota maupun taksi.
Faktor internal
Faktor internal berhubungan dengan sarana dan prasarana fisik maupun non fisik di dalam lingkungan kampus/perguruan tinggi tersebut.
Perguruan Tinggi Idaman sebaiknya memiliki sarana fisik sebagai berikut:
Setiap orang tentu ingin tampil cantik dan sempurna didepan umum. Segala faktor sekecil-kecilnya sangat diperhatikan, mulai dari penampilan fisik maupun non fisik, termasuk disini yaitu: dandanan, tingkah laku dan moral. Semua itu dilakukan sebagai alat tebar pesona, agar bisa menjadi idaman dan memikat orang lain yang melihatnya.
Demikian pula dengan Perguruan Tinggi, agar bisa menjadi perguruan tinggi idaman harus tampil prima dan sempurna, bukan hanya tampilan kosmetik luarnya saja yang tampak cantik, melainkan juga cantik dan sehat didalamnya [inner beauty-nya]
Untuk menentukan Perguruan Tinggi Terbaik, tidak terlalu sulit asal ada standard penilaian, kriteria dan rasio yang telah ditentukan sebelumnya. Maka tinggal menilai atau memilih mana yang terbaik dari perguruan tinggi kontestan. Contoh-nya yaitu Universitas Islam Indonesia merupakan salah satu perguruan tinggi 20 terbaik menurut versi penilaian dari Tempo/Webometric [Juli 2009] dan menjadi perguruan tinggi dengan nilai penjaminan mutu internal terbaik di Indonesia versi Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi [Juli 2009].
Sedangkan untuk menentukan Perguruan Tinggi Favorit di Indonesia, juga tidak terlalu sulit, yaitu dengan cara mengadakan survey/jejak pendapat/polling terhadap persepsi masyarakat baik secara offline maupun online, serta dengan melihat data statistik yang ada, maka dapat diketahui perguruan tinggi mana yang menjadi favorit di Indonesia.
Secara umum sangat sulit menemukan Perguruan Tinggi Idaman [red; bagi semua kalangan] di Indonesia saat ini. Karena semakin baik sarana dan fasilitas yang dimiliki, maka semakin mahal biaya untuk menuntut ilmu disana. Rasanya mustahil untuk menjadi perguruan tinggi idaman dengan modal seadanya. Seperti pepatah Jawa mengatakan, ”Ono rego, ono rupo” yang artinya ada modal/biaya, tentu ada kualitas terbaik yang diterima. Sehingga Perguruan Tinggi yang sebenarnya cukup baik dan berkualitas, namun sayang tidak dapat menjadi idaman calon mahasiswa, disebabkan karena biaya yang mahal. Dalam tulisan ini, saya ber-asumsi memberikan pendapat, ilustrasi atau ulasan-ulasan tentang perguruan tinggi idaman dengan mengabaikan biaya-biaya mahal tersebut. Dengan kata lain, penilaian kriteria idaman dilihat secara komprehensif dan tidak memasukkan unsur mahalnya biaya kuliah dan bangunan.
********
Perguruan tinggi seharusnya bukan hanya sebagai penerbit ijasah saja bagi lulusannya, namun punya tanggungjawab moral sebagai tempat menggodok dan mempersiapkan calon-calon sarjana yang potensial baik secara kualitas maupun kuantitas, sehingga lulusan yang dihasilkan benar-benar berkualitas, profesional dan ”Link & Match” dengan kebutuhan dunia usaha, pemerintahan dan ilmu pengetahuan. Syukur-syukur bisa menjadi perguruan tinggi terbaik, terfavorit, dan idaman. Yang terpenting dapat dinikmati oleh setiap insan cendekia maupun masyarakat Indonesia.
Perguruan Tinggi Idaman dapat ditinjau dari 2 Faktor, yaitu Faktor eksternal dan internal.
Faktor Eksternal
Faktor eksternal berhubungan dengan lokasi yang strategis, tenang dan nyaman. Perguruan Tinggi Idaman sebaiknya terletak di lokasi yang strategis, yaitu: tidak berada di dekat kawasan industri/pabrik, pasar, perkampungan padat penduduk, terminal, tempat pembuangan akhir [TPA] sampah, lokalisasi dan komplek kuburan. Perguruan Tinggi Idaman sebaiknya terletak di lokasi yang tenang, yaitu: jauh dari kebisingan kendaraan maupun suara-suara gaduh lain. Perguruan Tinggi Idaman sebaiknya terletak di lokasi yang nyaman, yaitu: aman dari gangguan-gangguan keamanan dan gangguan lain. Dengan lokasi yang tenang dan nyaman ini, jiwa menjadi lebih tenang, nyaman dan enjoy untuk berpikir dan beraktivitas belajar-mengajar dan bisa lebih fokus menyerap materi pelajaran dengan maksimal.
Tambahan catatan untuk faktor eksternal ini, lokasi harus tetap dapat dijangkau atau dilalui oleh angkutan umum, misalnya: angkot, bis kota maupun taksi.
Faktor internal
Faktor internal berhubungan dengan sarana dan prasarana fisik maupun non fisik di dalam lingkungan kampus/perguruan tinggi tersebut.
Perguruan Tinggi Idaman sebaiknya memiliki sarana fisik sebagai berikut:
.
• Halaman luar yang cukup luas dengan penghijauan yang baik [Campus Green – Clean & Healthy]
• Landscape yang indah dan sejuk dipandang mata, [misalnya: ada danau kecil buatan, taman duduk dibeberapa lokasi yang rindang, dll]
• Struktur gedung yang cukup prestisius dengan perpaduan arsitektur klasik dan modern [tidak harus megah]
• Struktur/system sanitary yang baik, agar bebas banjir dan jauh dari segala macam penyakit
• Sistem keamanan yang solid terhadap gangguan dari luar
• Ruang kuliah yang cukup luas dengan dilengkapi perangkat IT [multimedia] dan ber-AC, atau dengan ventilasi yang cukup baik sehingga tidak terasa panas/gerah
• Perpustakaan yang lengkap dengan ruangan ber-AC, atau dengan ventilasi yang cukup baik sehingga tidak terasa panas/gerah
• Laboratorium komputer/internet, bahasa dan akuntansi
• Laboratorium Science [kimia, biologi, otomotif/mesin]
• Lapangan olahraga indoor [bulutangkis/basket/futsal,dll] dan outdoor [tenis lapangan/panjat tebing, dll]
• Gedung Serbaguna sebagai tempat pusat kegiatan kampus, misalnya: untuk kegiatan wisuda, pameran pendidikan, pentas seni dan budaya, dll.
• Tempat parkir kendaraan yang luas dan terorganisir dengan baik
• Klinik kesehatan kampus
• Klinik konsultasi psikologi
• Kantin Kampus yang hygienis
• Ruang/stand Digital Solution, misalnya: fotocopy, penjilidan, penjualan alat tulis & kantor, dll
• Tempat Ibadah atau Masjid kampus
• Sarana Hotspot [Akses Internet dengan coverage seluruh area kampus]
• Toilet atau WC yang bersih dan cukup jumlahnya
• Bak-bak sampah di sudut ruangan/tempat yang diperlukan
• Minimart di dalam area kampus [khusus warga kampus]
• ATM Center atau ATM Bersama [dari beberapa bank]
Sedangkan sarana non fisik yang harus dimiliki oleh perguruan tinggi idaman, sebagai berikut:
• Halaman luar yang cukup luas dengan penghijauan yang baik [Campus Green – Clean & Healthy]
• Landscape yang indah dan sejuk dipandang mata, [misalnya: ada danau kecil buatan, taman duduk dibeberapa lokasi yang rindang, dll]
• Struktur gedung yang cukup prestisius dengan perpaduan arsitektur klasik dan modern [tidak harus megah]
• Struktur/system sanitary yang baik, agar bebas banjir dan jauh dari segala macam penyakit
• Sistem keamanan yang solid terhadap gangguan dari luar
• Ruang kuliah yang cukup luas dengan dilengkapi perangkat IT [multimedia] dan ber-AC, atau dengan ventilasi yang cukup baik sehingga tidak terasa panas/gerah
• Perpustakaan yang lengkap dengan ruangan ber-AC, atau dengan ventilasi yang cukup baik sehingga tidak terasa panas/gerah
• Laboratorium komputer/internet, bahasa dan akuntansi
• Laboratorium Science [kimia, biologi, otomotif/mesin]
• Lapangan olahraga indoor [bulutangkis/basket/futsal,dll] dan outdoor [tenis lapangan/panjat tebing, dll]
• Gedung Serbaguna sebagai tempat pusat kegiatan kampus, misalnya: untuk kegiatan wisuda, pameran pendidikan, pentas seni dan budaya, dll.
• Tempat parkir kendaraan yang luas dan terorganisir dengan baik
• Klinik kesehatan kampus
• Klinik konsultasi psikologi
• Kantin Kampus yang hygienis
• Ruang/stand Digital Solution, misalnya: fotocopy, penjilidan, penjualan alat tulis & kantor, dll
• Tempat Ibadah atau Masjid kampus
• Sarana Hotspot [Akses Internet dengan coverage seluruh area kampus]
• Toilet atau WC yang bersih dan cukup jumlahnya
• Bak-bak sampah di sudut ruangan/tempat yang diperlukan
• Minimart di dalam area kampus [khusus warga kampus]
• ATM Center atau ATM Bersama [dari beberapa bank]
Sedangkan sarana non fisik yang harus dimiliki oleh perguruan tinggi idaman, sebagai berikut:
.
• Fakultas atau jurusan yang cukup lengkap
.
• Dosen yang berkualitas dan kredibel terhadap profesinya
Yaitu: Dosen yang tidak hanya pandai mengajar, tetapi juga harus pandai dan piawai dalam mendidik, membimbing dan memotivasi. Saat ini masih banyak dosen yang hanya pandai mengajar secara ”textbook”, tetapi tidak bisa mendidik, membimbing dan memotivasi mahasiswanya.
.
• Kurikulum yang adaptable terhadap lingkungan global/internasional
Yaitu misalnya, ada perguruan tinggi yang dalam mata kuliah komputer masih berbasis wordstar dan dbase3, padahal saat ini sudah era MS Word dan Excel/Access, sehingga mata pelajaran tersebut mubazir dan tidak applicable pada era sekarang.
.
• Kurikulum yang mengakomodasi Pendidikan Science dan moral secara seimbang.
Yaitu: tidak hanya menciptakan calon sarjana yang brillian, tetapi juga bermoral atau berbudipekerti yang baik.
.
• Pusat Kajian Dan Pengembangan Budaya Riset
Yaitu: Lemahnya budaya riset di perguruan tinggi di Indonesia, membuat universitas ternama di Indonesia tidak bisa bersaing di level regional maupun Internasional. Untuk itu perlu dibentuk dan dikembangkan jaringan riset dan komunikasi serta sharing informasi antar perguruan tinggi di Indonesia. Motivasi dosen untuk melakukan riset perlu di tingkatkan [bukan hanya untuk keperluan kenaikan pangkat saja], kecenderungan saat ini dosen lebih suka mengajar rangkap dimana-mana ketimbang melakukan riset.
.
• Perencanaan ke masa depan [hendak dibawa kemana kampus ini]
Yaitu: Menjadi Perguruan Tinggi yang visioner, dan bukan menciptakan calon sarjana pengabdi bos melainkan sarjana yang memiliki nilai jual skill yang tinggi dan jiwa entrepreneur.
.
• Penerapan teknologi komputer untuk proses administrasi dan lain-lain, misalnya: software perpustakaan, sistem informasi akademik, software absensi digital [contoh: dengan sidik jari/barcode scanner, dll.], aplikasi eLearning, Website, Integrasi Jaringan Komputer Kampus.
.
• Fakultas atau jurusan yang cukup lengkap
.
• Dosen yang berkualitas dan kredibel terhadap profesinya
Yaitu: Dosen yang tidak hanya pandai mengajar, tetapi juga harus pandai dan piawai dalam mendidik, membimbing dan memotivasi. Saat ini masih banyak dosen yang hanya pandai mengajar secara ”textbook”, tetapi tidak bisa mendidik, membimbing dan memotivasi mahasiswanya.
.
• Kurikulum yang adaptable terhadap lingkungan global/internasional
Yaitu misalnya, ada perguruan tinggi yang dalam mata kuliah komputer masih berbasis wordstar dan dbase3, padahal saat ini sudah era MS Word dan Excel/Access, sehingga mata pelajaran tersebut mubazir dan tidak applicable pada era sekarang.
.
• Kurikulum yang mengakomodasi Pendidikan Science dan moral secara seimbang.
Yaitu: tidak hanya menciptakan calon sarjana yang brillian, tetapi juga bermoral atau berbudipekerti yang baik.
.
• Pusat Kajian Dan Pengembangan Budaya Riset
Yaitu: Lemahnya budaya riset di perguruan tinggi di Indonesia, membuat universitas ternama di Indonesia tidak bisa bersaing di level regional maupun Internasional. Untuk itu perlu dibentuk dan dikembangkan jaringan riset dan komunikasi serta sharing informasi antar perguruan tinggi di Indonesia. Motivasi dosen untuk melakukan riset perlu di tingkatkan [bukan hanya untuk keperluan kenaikan pangkat saja], kecenderungan saat ini dosen lebih suka mengajar rangkap dimana-mana ketimbang melakukan riset.
.
• Perencanaan ke masa depan [hendak dibawa kemana kampus ini]
Yaitu: Menjadi Perguruan Tinggi yang visioner, dan bukan menciptakan calon sarjana pengabdi bos melainkan sarjana yang memiliki nilai jual skill yang tinggi dan jiwa entrepreneur.
.
• Penerapan teknologi komputer untuk proses administrasi dan lain-lain, misalnya: software perpustakaan, sistem informasi akademik, software absensi digital [contoh: dengan sidik jari/barcode scanner, dll.], aplikasi eLearning, Website, Integrasi Jaringan Komputer Kampus.
.
Yaitu, misalnya:
.
.
Masih banyak dosen yang dalam mengajar, menulis ulang materi kuliah ke papan tulis sehingga mahasiswa membutuhkan waktu lebih dari setengah jam pelajaran untuk menyalin ke dalam buku, ini tidak efektif karena waktu untuk penjelasan atau pendalaman materi kepada mahasiswa tersebut hanya singkat. Lebih baik menggunakan laptop atau transparan sheet yang disambungkan ke OHP. Mahasiswa tinggal mengcopy materi ke flashdisk atau mem-fotocopy materi tersebut, sehingga waktu jam perkuliahan dapat secara optimal untuk pengajaran pendalaman materi.
.
Membuat Kartu Mahasiswa [ID Card] yang dilengkapi tanda barcode atau magnetic. Sehingga ID Card ini bisa berfungsi sebagai kartu anggota perpustakaan, kartu absensi [sistem barcode scanner/EDC], kartu pembayaran, kartu ujian, kartu klinik kesehatan, dan lain-lain. Demikian juga untuk ID Card Dosen.
Membuat Kartu Mahasiswa [ID Card] yang dilengkapi tanda barcode atau magnetic. Sehingga ID Card ini bisa berfungsi sebagai kartu anggota perpustakaan, kartu absensi [sistem barcode scanner/EDC], kartu pembayaran, kartu ujian, kartu klinik kesehatan, dan lain-lain. Demikian juga untuk ID Card Dosen.
.
Membangun portal website yang terpadu dan lengkap, dan dikelola secara serius dan profesional. Kebanyakan portal website yang dimiliki perguruan tinggi di Indonesia ini masih sangat standar, minim informasi dan tidak dikelola secara serius [tidak ter-update].
.
• Kegiatan ekstrakurikuler yang cukup lengkap [UKM]
Yaitu: Tidak hanya menciptakan calon sarjana yang berprestasi di bidang akademik tetapi juga berprestasi di bidang lain, misalnya: olahraga, seni, dan lain-lain.
.
• Kebebasan berekspresi bagi civitas akademika
Yaitu: Tidak melarang mahasiswa/dosen/karyawan kampus untuk bebas mengeluarkan pendapat, mengadakan riset, dan bebas berorganisasi di dalam lingkungan kampus, selama masih dalam koridor atau norma-norma.
.
• Hubungan/relasi yang luas dengan perguruan tinggi lain, pemerintahan, dunia usaha/bisnis dan negara lain.
Yaitu, misalnya: sharing informasi, kerjasama dalam pendanaan riset, penyaluran lulusan sarjana, program beasiswa, program magang di perusahaan, program pertukaran mahasiswa, dll.
.
• Jumlah lulusan yang dihasilkan harus ”Link & Match” dengan kebutuhan yang diserap dunia usaha dan pemerintahan.
Yaitu: Diharapkan tidak ada sarjana yang menganggur setelah lulus studi, melainkan bisa terserap semua ke dalam dunia usaha, pemerintahan maupun ilmu pengetahuan.
.
• Transparansi dalam manajerial
Yaitu: Segala aktivitas akuntansi, keuangan dan operasional pengelolaan dana kampus dapat dipertanggungjawabkan dengan benar/transparan, sehingga tidak menimbulkan gesekan-gesekan atau pertikaian antara pihak yayasan, pengelola kampus, stakeholder, maupun mahasiswa yang berakibat buruk terhadap keharmonisan berbagai pihak terkait.
.
• Ikatan Alumni yang solid dan progresif
Yaitu: Ikatan Alumni ini sangat penting untuk jaringan informasi bisnis, bantuan pendanaan, maupun bantuan pemikiran.
Jika Perguruan Tinggi dengan memiliki prasarana/sarana dan sistem seperti penulis paparkan diatas, maka secara otomatis segala predikat ter-akreditasi, terbaik, favorit maupun idaman bukanlah hal yang mustahil untuk dicapai dengan mudah. Dan bukan hanya di tingkat regional melainkan juga di tingkat Internasional.
Kesimpulan, untuk menjadi perguruan tinggi idaman, maka harus:
.Membangun portal website yang terpadu dan lengkap, dan dikelola secara serius dan profesional. Kebanyakan portal website yang dimiliki perguruan tinggi di Indonesia ini masih sangat standar, minim informasi dan tidak dikelola secara serius [tidak ter-update].
.
• Kegiatan ekstrakurikuler yang cukup lengkap [UKM]
Yaitu: Tidak hanya menciptakan calon sarjana yang berprestasi di bidang akademik tetapi juga berprestasi di bidang lain, misalnya: olahraga, seni, dan lain-lain.
.
• Kebebasan berekspresi bagi civitas akademika
Yaitu: Tidak melarang mahasiswa/dosen/karyawan kampus untuk bebas mengeluarkan pendapat, mengadakan riset, dan bebas berorganisasi di dalam lingkungan kampus, selama masih dalam koridor atau norma-norma.
.
• Hubungan/relasi yang luas dengan perguruan tinggi lain, pemerintahan, dunia usaha/bisnis dan negara lain.
Yaitu, misalnya: sharing informasi, kerjasama dalam pendanaan riset, penyaluran lulusan sarjana, program beasiswa, program magang di perusahaan, program pertukaran mahasiswa, dll.
.
• Jumlah lulusan yang dihasilkan harus ”Link & Match” dengan kebutuhan yang diserap dunia usaha dan pemerintahan.
Yaitu: Diharapkan tidak ada sarjana yang menganggur setelah lulus studi, melainkan bisa terserap semua ke dalam dunia usaha, pemerintahan maupun ilmu pengetahuan.
.
• Transparansi dalam manajerial
Yaitu: Segala aktivitas akuntansi, keuangan dan operasional pengelolaan dana kampus dapat dipertanggungjawabkan dengan benar/transparan, sehingga tidak menimbulkan gesekan-gesekan atau pertikaian antara pihak yayasan, pengelola kampus, stakeholder, maupun mahasiswa yang berakibat buruk terhadap keharmonisan berbagai pihak terkait.
.
• Ikatan Alumni yang solid dan progresif
Yaitu: Ikatan Alumni ini sangat penting untuk jaringan informasi bisnis, bantuan pendanaan, maupun bantuan pemikiran.
Jika Perguruan Tinggi dengan memiliki prasarana/sarana dan sistem seperti penulis paparkan diatas, maka secara otomatis segala predikat ter-akreditasi, terbaik, favorit maupun idaman bukanlah hal yang mustahil untuk dicapai dengan mudah. Dan bukan hanya di tingkat regional melainkan juga di tingkat Internasional.
Kesimpulan, untuk menjadi perguruan tinggi idaman, maka harus:
• Fokus dan Komitmen menjalankan visi dan misi
• Komunikatif, interaktif dan harmonis antar elemen kampus
• Inovatif, inspiratif dan progresif dalam operasional kampus
• Menciptakan suasana proses belajar-mengajar yang kondusif
• Aktif dalam Program Pengembangan Riset
• Transparansi dalam managerial kampus
• Tanamkan jiwa marketable, jangan menjadikan sarjana pengabdi, tapi jadikan sarjana penjual skill yang berbudi, krn antara karyawan dan perusahaan/instansi bukan hubungan tuan dan abdi dalem tetapi bersinergi mutualisme [saling membutuhkan].
.
• Komunikatif, interaktif dan harmonis antar elemen kampus
• Inovatif, inspiratif dan progresif dalam operasional kampus
• Menciptakan suasana proses belajar-mengajar yang kondusif
• Aktif dalam Program Pengembangan Riset
• Transparansi dalam managerial kampus
• Tanamkan jiwa marketable, jangan menjadikan sarjana pengabdi, tapi jadikan sarjana penjual skill yang berbudi, krn antara karyawan dan perusahaan/instansi bukan hubungan tuan dan abdi dalem tetapi bersinergi mutualisme [saling membutuhkan].
.
Catatan khusus: Pihak pengelola kampus hendaknya tetap fokus pada "core job" yang seharusnya menjadi tanggungjawab moralnya, yaitu "Turut mencerdaskan kehidupan bangsa". Sedangkan hal-hal yang lain sebaiknya memanfaatkan jasa "outsourching", misalnya: jasa penanganan landscape dan cleaning service.
.
Demikian, tulisan ini diharapkan memberikan ide-ide kreatif dan inovatif yang dapat menjadi inspirasi bagi calon mahasiswa, mahasiswa, dosen, stakeholder, maupun para pengelola perguruan tinggi, dalam mengembangkan potensi perguruan tinggi menuju perguruan tinggi idaman bagi semua kalangan.
Demikian, tulisan ini diharapkan memberikan ide-ide kreatif dan inovatif yang dapat menjadi inspirasi bagi calon mahasiswa, mahasiswa, dosen, stakeholder, maupun para pengelola perguruan tinggi, dalam mengembangkan potensi perguruan tinggi menuju perguruan tinggi idaman bagi semua kalangan.
Bagi pemerintah, khususnya Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, semoga wacana ini dapat memberikan masukan positif dalam membuat kebijakan strategis untuk meningkatkan mutu perguruan tinggi di Indonesia
SEMOGA BERMANFAAT
Best regard,
Heru Widijanto
[Artikel ini khusus di-posting untuk partisipasi dalam Lomba Blog UII yang diselenggarakan oleh Universitas Islam Indonesia – Yogyakarta]
Ya Allah, berilah hambamu ini kekuatan untuk menerima kenyataan kalah atau menang dalam partisipasi lomba blok UII ini. Amiin.
“Apa benar - bangsa Indonesia – adalah bangsa kuli dan kuli diantara bangsa-bangsa lain?
Sebuah wacana umum yang perlu disikapi dengan serius
.
Konon dulu, dua orang kakak-beradik berkebangsaan Jerman yang sempat tinggal bertahun-tahun di Indonesia semasa penjajahan Belanda, yaitu Emil dan Theodor Helffrich pernah berkata, “Eine nation von kuli und kuli unter den nationen”, artinya Bangsa kuli dan kuli diantara bangsa-bangsa lain. Kata-kata itu dimaksudkan adalah Bangsa Indonesia, ini benar-benar menyakitkan.
Fenomena pengiriman TKI dan TKW ke luar negeri semakin memperjelas pendapat Emil dan Theodor Helffrich tersebut. Bahkan dengan senyum bangga, pejabat tinggi Indonesia memberikan predikat “Pahlawan Devisa” bagi para TKI dan TKW tersebut.
“Apa benar - bangsa Indonesia – adalah bangsa kuli dan kuli diantara bangsa-bangsa lain? Hal ini sungguh menyakitkan untuk didengar, sungguh terharu untuk dirasakan, sungguh terlalu ….
Pernyataan tersebut diatas bila ditelusur secara utuh, itu tidak benar, bangsa Indonesia adalah bangsa Indonesia, bangsa yang besar, bangsa yang menghargai jasa para pahlawannya, bangsa dengan keanekaragaman suku dan budaya, serta memiliki kekayaan alam yang melimpah-ruah.
Sekarang kita selidik realita lain, banyak konglomerat duduk manis bergelimang harta di negeri ini, banyak orang punya mobil hingga menyebabkan jalanan macet, banyak koruptor bisa tidur nyenyak beralaskan bantal uang di negeri impian ini, banyak anggota parlemen rebutan permen, banyak artis alih profesi ke dunia politis. Apa pantas kuli bisa memiliki dan menikmati semua itu?
Memang sih ada juga rakyat miskin yang tidurnya beralaskan angin, dan juga pengangguran berdasi menunggu jatah nasi. Celakanya kuantitas golongan kedua ini jumlahnya lebih besar dari golongan borju diatas. Ketimpangan yang cukup besar dan keserakahan golongan minoritas membuat negeri ini tidak seimbang, kurang sehat dari sisi mental. Mereka tidak mampu berubah, bisa disebabkan oleh mental pribadi maupun oleh sistem yang membelenggunya. Faktor mental pribadi ini misalnya: tidak berani berbuat, tidak berani memulai, takut gagal, tidak punya modal, dan sebagainya. Sedangkan yang dimaksud sistem yang membelenggu ini misalnya: pandangan masyarakat atau keluarga bahwa menjadi kuli atau karyawan itu lebih aman [safety], lebih menjanjikan, lebih terjamin, lebih terhormat, lebih priyayi, dan lain-lain. Yang lebih parah lagi kalo status sebagai kuli atau karyawan ini lebih direstui oleh calon mertua daripada sebagai wirausaha, capek deh ….
Sehingga kultur perilaku rakyat Indonesia mayoritas bermental kuli, berjiwa pengabdi, yaitu mengabdi pada bos dan juragan. Masih sering dalam menulis surat lamaran kerja ada kalimat ” Dengan keahlian yang saya miliki, saya siap mengabdi kepada perusahaan ...”. Sifat ini mungkin terbentuk karena dampak dari jaman penjajahan yang dialami rakyat Indonesia selama bertahun-tahun, sehingga pakemnya menyentuh dalam kehidupan sehari-hari. Sering kita mendengar istilah kuli tinta, wisata kuliner, dan sebagainya. Bahkan dalam dunia pendidikan, setamat SMA agar lebih pintar melanjutkan pendidikan ke taraf yang lebih tinggi di universitas dengan menggunakan istilah “kuliah atau kuli-ah”, sebelum lulus sarjana diwajibkan mengikuti program KKN [Kuli-ah Kerja Nyata], apakah maksudnya setelah lulus universitas harus siap menjadi kuli …..?
Paradigma ini harus dirubah, Bangsa Indonesia harus menjadi bangsa saudagar. Seandainya saja rakyat kita bisa berubah berjiwa wirausaha, pastilah bangsa Indonesia akan jaya. Perubahan itu memang susah, tapi lebih susah bila tidak berubah, hal ini bukan tanggungjawab individu, tetapi merupakan tanggungjawab massal, menjadi fardu kifayah bagi kita semua sebagai warga negara.
Ekspor TKI atau TKW tidak perlu dihentikan, hanya paradigmanya yang harus berubah bukan sebagai eksportir kuli, melainkan sebagai eksportir professional. Ingatlah, bangsa Brasil banyak mengekspor tenaga kerjanya bukan sebagai kuli melainkan sebagai professional [seniman] bola.
Perubahan bisa diawali dari perilaku sehari-hari, bagi para wartawan/jurnalis kita, jangan lagi bangga dengan sebutan “kuli tinta” gantilah dengan istilah “seniman tinta” atau “seniman pena”, dan sebagainya.
Masakan yang enak-enak bukanlah konsumsi sehari-hari para kuli, mengapa tempatnya harus dinamakan “Wisata Kuliner”, sebut saja dengan “Wisata Makanan” khan lebih tepat ….
Bagi tamatan SMA yang ingin melanjutkan belajar di perguruan tinggi terbaik, atau perguruan tinggi idaman maupun perguruan tinggi favorit di Indonesia, jangan memakai istilah “kuliah”, gunakan saja istilah “studi”, walaupun kata asing tetapi sudah diadaptasi dalam Bahasa Indonesia.
Jadi sebenarnya Bangsa Indonesia bukan bangsa kuli, hanya mental rakyatnya yang saat ini memposisikan diri sebagai kuli, kalo kondisi ini dibiarkan terus bisa menjadi kuli beneran loh ….
Untuk pengelola perguruan tinggi di Indonesia, sebagai pencetak generasi masa depan bangsa ini, segera mulai berbenah diri. Jangan ciptakan sarjana-sarjana pengabdi bos, tetapi ciptakan sarjana-sarjana penjual skill tinggi yang cinta tanah air Indonesia.
Untuk para wakil rakyat yang sedang duduk sambil diskusi dan pakai baju safari, untuk orang-orang pilihan di pemerintahan, serta para dosen dan guru besar di perguruan tinggi idaman, dipundakmu kami berharap, di kantong safarimu kami titipkan masa depan negeri ini dan mental rakyat Indonesia khususnya para sarjana, agar menjadi lebih baik. Jika mentalnya baik, maka perilaku negatif akan terkikis habis, dan sikap mandiri akan tegak berdiri. Ajaklah diskusi para mentor motivasi di negeri ini,
Demikian opini ini kupostingkan untuk berpartisipasi dalam “Lomba Blog UII [Universitas Islam Indonesia], Jayalah negeriku, makmurlah rakyatnya, bangunlah jiwanya, bangunlah mentalnya ….”
Catatan: opini saya ini, pernah saya publis di milis yahoogroup sekitar tahun 2008. Karena isinya ada relevansi dengan tema lomba ini, maka saya rilis lagi dan saya posting disini dengan sedikit revisi. Semoga bermanfaat.
Fenomena pengiriman TKI dan TKW ke luar negeri semakin memperjelas pendapat Emil dan Theodor Helffrich tersebut. Bahkan dengan senyum bangga, pejabat tinggi Indonesia memberikan predikat “Pahlawan Devisa” bagi para TKI dan TKW tersebut.
“Apa benar - bangsa Indonesia – adalah bangsa kuli dan kuli diantara bangsa-bangsa lain? Hal ini sungguh menyakitkan untuk didengar, sungguh terharu untuk dirasakan, sungguh terlalu ….
Pernyataan tersebut diatas bila ditelusur secara utuh, itu tidak benar, bangsa Indonesia adalah bangsa Indonesia, bangsa yang besar, bangsa yang menghargai jasa para pahlawannya, bangsa dengan keanekaragaman suku dan budaya, serta memiliki kekayaan alam yang melimpah-ruah.
Sekarang kita selidik realita lain, banyak konglomerat duduk manis bergelimang harta di negeri ini, banyak orang punya mobil hingga menyebabkan jalanan macet, banyak koruptor bisa tidur nyenyak beralaskan bantal uang di negeri impian ini, banyak anggota parlemen rebutan permen, banyak artis alih profesi ke dunia politis. Apa pantas kuli bisa memiliki dan menikmati semua itu?
Memang sih ada juga rakyat miskin yang tidurnya beralaskan angin, dan juga pengangguran berdasi menunggu jatah nasi. Celakanya kuantitas golongan kedua ini jumlahnya lebih besar dari golongan borju diatas. Ketimpangan yang cukup besar dan keserakahan golongan minoritas membuat negeri ini tidak seimbang, kurang sehat dari sisi mental. Mereka tidak mampu berubah, bisa disebabkan oleh mental pribadi maupun oleh sistem yang membelenggunya. Faktor mental pribadi ini misalnya: tidak berani berbuat, tidak berani memulai, takut gagal, tidak punya modal, dan sebagainya. Sedangkan yang dimaksud sistem yang membelenggu ini misalnya: pandangan masyarakat atau keluarga bahwa menjadi kuli atau karyawan itu lebih aman [safety], lebih menjanjikan, lebih terjamin, lebih terhormat, lebih priyayi, dan lain-lain. Yang lebih parah lagi kalo status sebagai kuli atau karyawan ini lebih direstui oleh calon mertua daripada sebagai wirausaha, capek deh ….
Sehingga kultur perilaku rakyat Indonesia mayoritas bermental kuli, berjiwa pengabdi, yaitu mengabdi pada bos dan juragan. Masih sering dalam menulis surat lamaran kerja ada kalimat ” Dengan keahlian yang saya miliki, saya siap mengabdi kepada perusahaan ...”. Sifat ini mungkin terbentuk karena dampak dari jaman penjajahan yang dialami rakyat Indonesia selama bertahun-tahun, sehingga pakemnya menyentuh dalam kehidupan sehari-hari. Sering kita mendengar istilah kuli tinta, wisata kuliner, dan sebagainya. Bahkan dalam dunia pendidikan, setamat SMA agar lebih pintar melanjutkan pendidikan ke taraf yang lebih tinggi di universitas dengan menggunakan istilah “kuliah atau kuli-ah”, sebelum lulus sarjana diwajibkan mengikuti program KKN [Kuli-ah Kerja Nyata], apakah maksudnya setelah lulus universitas harus siap menjadi kuli …..?
Paradigma ini harus dirubah, Bangsa Indonesia harus menjadi bangsa saudagar. Seandainya saja rakyat kita bisa berubah berjiwa wirausaha, pastilah bangsa Indonesia akan jaya. Perubahan itu memang susah, tapi lebih susah bila tidak berubah, hal ini bukan tanggungjawab individu, tetapi merupakan tanggungjawab massal, menjadi fardu kifayah bagi kita semua sebagai warga negara.
Ekspor TKI atau TKW tidak perlu dihentikan, hanya paradigmanya yang harus berubah bukan sebagai eksportir kuli, melainkan sebagai eksportir professional. Ingatlah, bangsa Brasil banyak mengekspor tenaga kerjanya bukan sebagai kuli melainkan sebagai professional [seniman] bola.
Perubahan bisa diawali dari perilaku sehari-hari, bagi para wartawan/jurnalis kita, jangan lagi bangga dengan sebutan “kuli tinta” gantilah dengan istilah “seniman tinta” atau “seniman pena”, dan sebagainya.
Masakan yang enak-enak bukanlah konsumsi sehari-hari para kuli, mengapa tempatnya harus dinamakan “Wisata Kuliner”, sebut saja dengan “Wisata Makanan” khan lebih tepat ….
Bagi tamatan SMA yang ingin melanjutkan belajar di perguruan tinggi terbaik, atau perguruan tinggi idaman maupun perguruan tinggi favorit di Indonesia, jangan memakai istilah “kuliah”, gunakan saja istilah “studi”, walaupun kata asing tetapi sudah diadaptasi dalam Bahasa Indonesia.
Jadi sebenarnya Bangsa Indonesia bukan bangsa kuli, hanya mental rakyatnya yang saat ini memposisikan diri sebagai kuli, kalo kondisi ini dibiarkan terus bisa menjadi kuli beneran loh ….
Untuk pengelola perguruan tinggi di Indonesia, sebagai pencetak generasi masa depan bangsa ini, segera mulai berbenah diri. Jangan ciptakan sarjana-sarjana pengabdi bos, tetapi ciptakan sarjana-sarjana penjual skill tinggi yang cinta tanah air Indonesia.
Untuk para wakil rakyat yang sedang duduk sambil diskusi dan pakai baju safari, untuk orang-orang pilihan di pemerintahan, serta para dosen dan guru besar di perguruan tinggi idaman, dipundakmu kami berharap, di kantong safarimu kami titipkan masa depan negeri ini dan mental rakyat Indonesia khususnya para sarjana, agar menjadi lebih baik. Jika mentalnya baik, maka perilaku negatif akan terkikis habis, dan sikap mandiri akan tegak berdiri. Ajaklah diskusi para mentor motivasi di negeri ini,
Demikian opini ini kupostingkan untuk berpartisipasi dalam “Lomba Blog UII [Universitas Islam Indonesia], Jayalah negeriku, makmurlah rakyatnya, bangunlah jiwanya, bangunlah mentalnya ….”
Catatan: opini saya ini, pernah saya publis di milis yahoogroup sekitar tahun 2008. Karena isinya ada relevansi dengan tema lomba ini, maka saya rilis lagi dan saya posting disini dengan sedikit revisi. Semoga bermanfaat.
.
TENTANG LOMBA BLOG UII
Tema “Mendefinisikan Perguruan Tinggi Idaman”
Pengantar
.
Secara tidak sengaja aku membaca sebuah emailku dari milis yang sudah beberapa hari kulewatkan begitu saja. Karena lama tidak membuka email, suatu hari saat aku sign in di account email yahoo-ku, maka banyak sekali mail masih bertanda ”unread” yang kuterima di folder inbox-ku. Lalu satu persatu kubuka email-email tersebut, topik yang tidak menarik kubiarkan tetap ”unread”. Sampai aku menemukan artikel tentang adanya Lomba Blog UII [Universitas Islam Indonesia] ini. Sampai di artikel ini aku baca hingga tuntas, entah mengapa aku tertarik dan tertantang untuk mencoba ikut partisipasi dalam lomba ini. Sejujurnya aku menginginkan hadiahnya yaitu Netbook he he he ... boleh khan ! ….. Walaupun tidak disebutkan jenis, merk dan spesifikasi Netbooknya, tapi pasti lumayanlah untuk dibawa nongkrong di kafe atau resto sambil menikmati minuman dan Hot Spot gratisnya, ini kalau Yang Maha Kuasa mengijinkan aku untuk memilikinya. Semoga terwujud. Amiin.
.
Membaca tema-nya, tampaknya cukup berat juga nih nulis artikelnya dan pasti banyak saingan, baik itu mahasiswa – guru – dosen – praktisi – maupun pakar-pakar lain. Dari pemula sampai pakar, dari yang serius hingga iseng/ikut-ikutan yang hanya ingin blognya sekedar dikenal. Tapi tidak ada ruginya untuk mencoba ikut lomba, justru aku lebih merasa rugi dan terhina bila tidak mencobanya .... Aku suka tantangannya karena ”My Life, My Adventure ...”
.
Sekarang mari kita simak definisi-definisinya:
.
Perguruan Tinggi Terbaik, disini kata kuncinya adalah terbaik diantara yang baik, ini berarti ada pembandingnya yang telah melalui proses penilaian-penilaian dari beberapa ketentuan/kriteria yang disyaratkan dalam even penilaian tersebut. Predikat terbaik berarti jumlahnya hanya ada satu yaitu yang terbaik. Jadi disini ada lingkup janghkauannya, misalnya: terbaik se-kabupaten/se-propinsi/negara/se-dunia. Yang perlu digarisbawahi adalah Perguruan Tinggi Terbaik belum tentu bisa menjadi Perguruan Tinggi Idaman.
.
Perguruan Tinggi Favorit Indonesia, disini kata kuncinya adalah favorit, ini berarti dinilai berdasarkan hasil survey dan pendapat dari masyarakat Indonesia. Tidak ada unsur/event kompetisi dengan perguruan tinggi yang lain. Perguruan tinggi yang paling dikenal, dikagumi dan disukai masyarakat tentu menjadi Perguruan Tinggi Favorit di Indonesia. Perguruan Tinggi Favorit Indonesia juga belum menjamin bisa menjadi Perguruan Tinggi Idaman.
.
Perguruan Tinggi Idaman, kata kuncinya adalah Idaman, kata idaman berkonotasi luas, disini melibatkan unsur hati [suka/idaman], dan cenderung mengharapkan segi kesempurnaan. Seperti halnya kita mencari gadis idaman, tentu mengharapkan kesempurnaan bentuk fisik dan non fisik dari berbagai kriteria yang di harapkan. Jadi Perguruan Tinggi Idaman adalah perguruan tinggi yang sesuai dengan keinginan atau harapan setiap orang, baik itu untuk diri-nya sendiri, maupun untuk orang lain, disini ada unsur rasa ingin memiliki atau menjadi bagian didalamnya baik langsung maupun tidak langsung, misalnya: bangga dan berharap dirinya bisa belajar di Perguruan Tinggi Idaman tersebut, atau anaknya/calon mantu/saudara bisa menjadi warga belajar di Perguruan Tinggi Idaman tersebut, dan lain-lain.
.
Nah, lalu bagaimanakah sosok Perguruan Tinggi Idaman tersebut? Silahkan tunggu kehadirannya dan baca pada artikel saya yang lain.
Pengantar
.
Secara tidak sengaja aku membaca sebuah emailku dari milis yang sudah beberapa hari kulewatkan begitu saja. Karena lama tidak membuka email, suatu hari saat aku sign in di account email yahoo-ku, maka banyak sekali mail masih bertanda ”unread” yang kuterima di folder inbox-ku. Lalu satu persatu kubuka email-email tersebut, topik yang tidak menarik kubiarkan tetap ”unread”. Sampai aku menemukan artikel tentang adanya Lomba Blog UII [Universitas Islam Indonesia] ini. Sampai di artikel ini aku baca hingga tuntas, entah mengapa aku tertarik dan tertantang untuk mencoba ikut partisipasi dalam lomba ini. Sejujurnya aku menginginkan hadiahnya yaitu Netbook he he he ... boleh khan ! ….. Walaupun tidak disebutkan jenis, merk dan spesifikasi Netbooknya, tapi pasti lumayanlah untuk dibawa nongkrong di kafe atau resto sambil menikmati minuman dan Hot Spot gratisnya, ini kalau Yang Maha Kuasa mengijinkan aku untuk memilikinya. Semoga terwujud. Amiin.
.
Membaca tema-nya, tampaknya cukup berat juga nih nulis artikelnya dan pasti banyak saingan, baik itu mahasiswa – guru – dosen – praktisi – maupun pakar-pakar lain. Dari pemula sampai pakar, dari yang serius hingga iseng/ikut-ikutan yang hanya ingin blognya sekedar dikenal. Tapi tidak ada ruginya untuk mencoba ikut lomba, justru aku lebih merasa rugi dan terhina bila tidak mencobanya .... Aku suka tantangannya karena ”My Life, My Adventure ...”
.
Sekarang mari kita simak definisi-definisinya:
.
Perguruan Tinggi Terbaik, disini kata kuncinya adalah terbaik diantara yang baik, ini berarti ada pembandingnya yang telah melalui proses penilaian-penilaian dari beberapa ketentuan/kriteria yang disyaratkan dalam even penilaian tersebut. Predikat terbaik berarti jumlahnya hanya ada satu yaitu yang terbaik. Jadi disini ada lingkup janghkauannya, misalnya: terbaik se-kabupaten/se-propinsi/negara/se-dunia. Yang perlu digarisbawahi adalah Perguruan Tinggi Terbaik belum tentu bisa menjadi Perguruan Tinggi Idaman.
.
Perguruan Tinggi Favorit Indonesia, disini kata kuncinya adalah favorit, ini berarti dinilai berdasarkan hasil survey dan pendapat dari masyarakat Indonesia. Tidak ada unsur/event kompetisi dengan perguruan tinggi yang lain. Perguruan tinggi yang paling dikenal, dikagumi dan disukai masyarakat tentu menjadi Perguruan Tinggi Favorit di Indonesia. Perguruan Tinggi Favorit Indonesia juga belum menjamin bisa menjadi Perguruan Tinggi Idaman.
.
Perguruan Tinggi Idaman, kata kuncinya adalah Idaman, kata idaman berkonotasi luas, disini melibatkan unsur hati [suka/idaman], dan cenderung mengharapkan segi kesempurnaan. Seperti halnya kita mencari gadis idaman, tentu mengharapkan kesempurnaan bentuk fisik dan non fisik dari berbagai kriteria yang di harapkan. Jadi Perguruan Tinggi Idaman adalah perguruan tinggi yang sesuai dengan keinginan atau harapan setiap orang, baik itu untuk diri-nya sendiri, maupun untuk orang lain, disini ada unsur rasa ingin memiliki atau menjadi bagian didalamnya baik langsung maupun tidak langsung, misalnya: bangga dan berharap dirinya bisa belajar di Perguruan Tinggi Idaman tersebut, atau anaknya/calon mantu/saudara bisa menjadi warga belajar di Perguruan Tinggi Idaman tersebut, dan lain-lain.
.
Nah, lalu bagaimanakah sosok Perguruan Tinggi Idaman tersebut? Silahkan tunggu kehadirannya dan baca pada artikel saya yang lain.
.
DILEMA TAYANGAN SINETRON INDONESIA
Dulu kehadiran tayangan sinetron di beberapa televisi di Indonesia dianggap sebagai pahlawan yang berhasil menggeser dominasi film-film asing yang merajai dunia per-film-an nasional. Hampir seluruh gedung bioskop yang eksis saat itu dikuasai oleh film-film asing, sedangkan produksi film nasional benar-benar lesu. Tidak hanya di kancah film layar lebar, film di televisi-pun dikuasai dengan penayangan film asing, terutama film India dan Hongkong. Kalaupun ada film nasional yang eksis, mayoritas adalah film nasional kategori film panas [hot] yang cukup laris manis di putar di bioskop-bioskop skala menengah kebawah. Bahkan di beberapa gedung bioskop skala kecil [bioskop pinggiran], untuk mendongkrak jumlah penonton film, maka konon ditengah pemutaran sebuah film nasional disisipi dengan penayangan potongan film kategori triple X [porno] dengan durasi sekitar 5 sampai 10 menit. Hal ini sungguh memprihatinkan dunia per-film-an kita.
Kini, sinetron berhasil menjadi tuan rumah wajah per-film-an di negeri sendiri. Tayangan siaran televisi didominasi oleh sinetron nasional. Bioskop-bioskop yang dulu berjaya, kini banyak yang gulung tikar, hanya bioskop jaringan 21 [twenty one] yang masih bertahan, itupun jumlahnya sangat terbatas. Sinetron nasional yang dulu sangat dielu-elukan, kini banyak menuai protes, perdebatan dan topik pembicaraan di media massa. Penyebabnya, konten sinetron Indonesia tidak layak ditonton oleh semua kalangan, terutama oleh anak-anak. Sinetron dengan tema/unsur kebencian, kejahatan, kekerasan dan dendam sangat mendominasi dalam setiap episode tayangan. Tampaknya mutu isi cerita bukan menjadi tujuan utama, yang diprioritaskan hanya kejar tayang. Kalau hal ini dibiarkan oleh pemerintah, dapat merusak moral anak-anak Indonesia [generasi masa depan bangsa]. Tema kebencian, kejahatan, kekerasan, dan dendam, sering dibalut dengan judul cerita tang terkesan religi.
Apakah sudah separah ini kualitas penulis cerita/skenario dan sutradara nasional? Sebenarnya masih ada cerita sinetron yang bagus dan bermutu, misalnya: Ayat-ayat cinta, Para Pencari Tuhan, dan lain-lain. Biasanya sinetron dengan cerita lepas [tidak bersambung] kontennya sangat bagus. Sedangkan sinetron bersambung atau yang sengaja disambung-sambung dan ber-seri, isi ceritanya amat sangat tidak layak untuk ditonton. Ada juga sinetron atau tayangan yang isi ceritanya mengekspose lakon berperilaku banci/waria menjadi trend hangat dengan rating tinggi. Ironisnya cerita yang begini ini cukup tinggi ratingnya, sehingga menarik dunia usaha untuk memasang iklan atau pesan sponsornya.
Diamkah pemerintah melihat kenyataan ini, rela-kah para pemimpin negara ini melihat kemerosotan moral generasi muda bangsa, atau justru para pemimpin bangsa tersebut yang mengalami degradasi moral.
Mari kita selamatkan masa depan bangsa ini ....
.
Sabtu, 23 Januari 2010
GARAM & TELAGA
Suatu ketika, hiduplah seorang tua yang bijak. Pada suatu pagi, datanglah seorang anak muda yang sedang dirundung banyak masalah. Langkah nya gontai dan air muka yang ruwet. Tamu itu memang tampak seperti orang yang tak bahagia.
Tanpa membuang waktu, orang itu menceritakan semua masalahnya. Pak Tua yang bijak, hanya mendengarkannya dengan seksama. Ia lalu mengambil segenggam garam, dan meminta tamu-nya untuk mengambil segelas air. Ditaburkannya garam itu ke dalam gelas, lalu diaduknya perlahan, "Coba minum ini dan katakan bagaimana rasanya", ujar Pak Tua itu.
"Pahit ... pahit sekali", jawab sang tamu sambil meludah kesamping.
Pak Tua itu sedikit tersenyum. Lalu mengajak tamu ini untuk berjalan ke tepi telaga yang jernih sekali airnya di dekat tempat tinggalnya. Kedua orang ini berjalan berdampingan dan akhirnya sampailah mereka ke tepi telaga yang tenang itu.
Pak Tua itu kembali menaburkan segenggam garam ke dalam telaga itu. Dengan sepotong kayu, dibuatnya gelombang mengaduk-aduk dan tercipta riak air, mengusik ketenangan telaga itu. "Coba ambil sedikit air dari telaga ini dan minumlah". Saat tamu itu selesai mereguk air itu, Pak Tua berkata lagi, "Bagaimana rasanya?"
"Segar", sahut tamunya. "Apakah kamu merasakan garam, di dalam air itu?", tanya Pak Tua itu lagi. "Tidak", jawab si anak muda.
Dengan bijak, Pak Tua itu menepuk-nepuk punggung si anak muda. Ia lalu mengajaknya duduk berhadapan, bersimpuh disamping telaga itu. "Anak Muda, dengarlah, Pahitnya kehidupan adalah layaknya segenggam garam, tak lebih dan tak kurang. Jumlah dan rasa pahit itu adalah sama dan memang akan tetap sama, Tapi kepahitan yang kita rasakan sangat tergantung dari wadah yang kita miliki. Kepahitan itu, akan didasarkan dari perasaan tempat kita meletakkan segalanya. Itu semua akan tergantung pada hati kita. Jadi, saat kamu merasakan kepahitan dan kegagalan dalam hidup, hanya ada satu hal yang bisa kamu lakukan. Lapangkanlah dadamu menerima semuanya. Luaskanlah hatimu untuk menampung setiap kepahitan itu".
Pak Tua itu kembali melanjutkan nasehatnya, "Hatimu adalah wadah itu, perasaanmu adalah tempat itu. Kalbumu adalah tempat kamu menampung segalanya. Jadi jangan jadikan hatimu itu seperti gelas, buatlah laksana telaga yang mampu meredam setiap kepahitan itu dan merubahnya menjadi kesegaran dan kebahagiaan".
Sumber: ebook motivasi
.
Tanpa membuang waktu, orang itu menceritakan semua masalahnya. Pak Tua yang bijak, hanya mendengarkannya dengan seksama. Ia lalu mengambil segenggam garam, dan meminta tamu-nya untuk mengambil segelas air. Ditaburkannya garam itu ke dalam gelas, lalu diaduknya perlahan, "Coba minum ini dan katakan bagaimana rasanya", ujar Pak Tua itu.
"Pahit ... pahit sekali", jawab sang tamu sambil meludah kesamping.
Pak Tua itu sedikit tersenyum. Lalu mengajak tamu ini untuk berjalan ke tepi telaga yang jernih sekali airnya di dekat tempat tinggalnya. Kedua orang ini berjalan berdampingan dan akhirnya sampailah mereka ke tepi telaga yang tenang itu.
Pak Tua itu kembali menaburkan segenggam garam ke dalam telaga itu. Dengan sepotong kayu, dibuatnya gelombang mengaduk-aduk dan tercipta riak air, mengusik ketenangan telaga itu. "Coba ambil sedikit air dari telaga ini dan minumlah". Saat tamu itu selesai mereguk air itu, Pak Tua berkata lagi, "Bagaimana rasanya?"
"Segar", sahut tamunya. "Apakah kamu merasakan garam, di dalam air itu?", tanya Pak Tua itu lagi. "Tidak", jawab si anak muda.
Dengan bijak, Pak Tua itu menepuk-nepuk punggung si anak muda. Ia lalu mengajaknya duduk berhadapan, bersimpuh disamping telaga itu. "Anak Muda, dengarlah, Pahitnya kehidupan adalah layaknya segenggam garam, tak lebih dan tak kurang. Jumlah dan rasa pahit itu adalah sama dan memang akan tetap sama, Tapi kepahitan yang kita rasakan sangat tergantung dari wadah yang kita miliki. Kepahitan itu, akan didasarkan dari perasaan tempat kita meletakkan segalanya. Itu semua akan tergantung pada hati kita. Jadi, saat kamu merasakan kepahitan dan kegagalan dalam hidup, hanya ada satu hal yang bisa kamu lakukan. Lapangkanlah dadamu menerima semuanya. Luaskanlah hatimu untuk menampung setiap kepahitan itu".
Pak Tua itu kembali melanjutkan nasehatnya, "Hatimu adalah wadah itu, perasaanmu adalah tempat itu. Kalbumu adalah tempat kamu menampung segalanya. Jadi jangan jadikan hatimu itu seperti gelas, buatlah laksana telaga yang mampu meredam setiap kepahitan itu dan merubahnya menjadi kesegaran dan kebahagiaan".
Sumber: ebook motivasi
.
BATU KECIL
Seorang pekerja pada proyek bangunan sedang memanjat keatas tembok yang sangat tinggi. Pada suatu saat ia harus menyampaikan suatu pesan penting kepada teman kerjanya yang berada dibawahnya. Pekerja itu berteriak-teriak, tetapi temannya tidak bisa mendengarnya karena suara bising dari mesin-mesin dan orang-orang yang bekerja, sehingga usahanya sia-sia saja.
Oleh karena itu, untuk menarik perhatian teman yang ada dibawahnya, ia mencoba melemparkan uang logam di depan temannya tersebut. Temannya berhenti bekerja, mengambil uang logam tersebut lalu bekerja kembali. Pekerja itu mencoba lagi, tetapi usahanya yang keduapun memperoleh hasil yang sama.
Tiba-tiba ia mendapatkan ide. Ia mengambil batu kecil, lalu melemparkannya ke arah teman yang dibawahnya tersebut. Batu itu tepat mengenai kepala temannya, dan karena merasa sakit, temannya menengadah ke atas. Sekarang pekerja itu dapat menjatuhkan catatan yang berisi pesan yang ingin disampaikan kepada temannya tersebut.
Begitulah, Tuhan terkadang menggunakan cobaan-cobaan ringan untuk membuat kita menengadah kepada-NYA. Seringkali Tuhan melimpahi kita dengan rahmat, tetapi tidak cukup untuk membuat kita menengadah kepada-NYA. Karena itu, agar kita selalu mengingat-NYA, Tuhan sering menjatuhkan "batu kecil" kepada kita.
Sumber: ebook motivasi
.
Oleh karena itu, untuk menarik perhatian teman yang ada dibawahnya, ia mencoba melemparkan uang logam di depan temannya tersebut. Temannya berhenti bekerja, mengambil uang logam tersebut lalu bekerja kembali. Pekerja itu mencoba lagi, tetapi usahanya yang keduapun memperoleh hasil yang sama.
Tiba-tiba ia mendapatkan ide. Ia mengambil batu kecil, lalu melemparkannya ke arah teman yang dibawahnya tersebut. Batu itu tepat mengenai kepala temannya, dan karena merasa sakit, temannya menengadah ke atas. Sekarang pekerja itu dapat menjatuhkan catatan yang berisi pesan yang ingin disampaikan kepada temannya tersebut.
Begitulah, Tuhan terkadang menggunakan cobaan-cobaan ringan untuk membuat kita menengadah kepada-NYA. Seringkali Tuhan melimpahi kita dengan rahmat, tetapi tidak cukup untuk membuat kita menengadah kepada-NYA. Karena itu, agar kita selalu mengingat-NYA, Tuhan sering menjatuhkan "batu kecil" kepada kita.
Sumber: ebook motivasi
.
Rabu, 20 Januari 2010
BANYAK JALAN MENUJU ROMA
Tidak semua lelaki mudah bergaul dengan lawan jenis, apalagi kalau sudah disisipi niat lain yaitu ada feeling atau pendekatan. Biasanya Si Cowok akan salah tingkah atau bahkan tidak berani melangkah sama-sekali. Pepatah Jawa mengatakan."Moto kuat, dengkul kothek'an". artinya saat bertemu muka, mata kuat memandang tapi lutut bergetar he he he ... Ini semua mayoritas disebabkan tidak punya bahan pembicaraan yang pas untuk disampaikan.
Jangan kuatir, masih banyak jalan menuju roma ....
Pada postingan ini aku memberikan satu cara yang bisa dijadikan bahan bicara untuk pendekatan kepada cewek yang ditaksir. Ternyata hobi bisa dijadikan alat pendekatan yang tepat. Aku punya hobi potret-memotret atau fotografi. Secara kebetulan rumah cewek yang kutaksir itu di daerah pegunungan. wah pas banget nih untuk tujuan hunting obyek fotografi-ku. Begitulah dengan alasan mau memotret gunung dan pemandangan alamnya, aku bisa mampir ke rumahnya dan berkenalan dengan keluarga-nya. Semakin sering berkunjung ke rumahnya, seiring berjalan waktu, orang tua-nya bisa menerimaku untuk menjadi menantu-nya. Akhirnya jadi kawin deh .....
Dan banyak hobi lain yang bisa jadi inspirasi pendekatan kepada si dia dan keluarganya, misalnya: kalau bapaknya hobi catur, ajaklah main catur, dan lain-lain. Atau saat ini yang lagi trend dan demam FACEBOOK, coba pakai untuk pendekatan kepada si dia, asal jangan bapak/ibu-nya yang diajak facebookkan, he he he .... Gampang khan !!
Jangan kuatir, masih banyak jalan menuju roma ....
Pada postingan ini aku memberikan satu cara yang bisa dijadikan bahan bicara untuk pendekatan kepada cewek yang ditaksir. Ternyata hobi bisa dijadikan alat pendekatan yang tepat. Aku punya hobi potret-memotret atau fotografi. Secara kebetulan rumah cewek yang kutaksir itu di daerah pegunungan. wah pas banget nih untuk tujuan hunting obyek fotografi-ku. Begitulah dengan alasan mau memotret gunung dan pemandangan alamnya, aku bisa mampir ke rumahnya dan berkenalan dengan keluarga-nya. Semakin sering berkunjung ke rumahnya, seiring berjalan waktu, orang tua-nya bisa menerimaku untuk menjadi menantu-nya. Akhirnya jadi kawin deh .....
Dan banyak hobi lain yang bisa jadi inspirasi pendekatan kepada si dia dan keluarganya, misalnya: kalau bapaknya hobi catur, ajaklah main catur, dan lain-lain. Atau saat ini yang lagi trend dan demam FACEBOOK, coba pakai untuk pendekatan kepada si dia, asal jangan bapak/ibu-nya yang diajak facebookkan, he he he .... Gampang khan !!
CARA MENCARI CALON ISTRI
[Khusus bagi pemuda jomblo yang telah berumur 30 tahun keatas]
Pada postingan aku beberapa waktu yang lalu dengan title "Seperti Siti Nurbaya", menyebutkan bahwa aku pernah gagal pacaran. Kisah seperti yang dialami dalam cerita Siti Nurbaya, pernah aku alami. Saat itu hatiku hancur rasanya. Selama beberapa bulan, aku dilanda penyakit cinta. Aku bahkan sempat kehilangan gairah. Makan tak enak, tidurpun tak nyenyak.
Namun setelah itu, aku kembali bangkit. Aku sadar, bahwa dia mungkin bukan jodohku. Tak perlu disesali terlalu lama. Suatu saat pasti akan indah pada waktunya. Yang pasti harus tetap berusaha menemukan cinta sejati di dunia ini.
Akhirnya, aku menemukan cara. Ide ini sebenarnya diilhami dari kisah cintaku dengan mantan pacarku itu. Dulu saat masih pacaran. dia pernah bilang aku bahwa tidak ingin cepat kawin. Tapi ingin kuliah dulu dengan biaya sendiri hasil jerih payah kerjanya. Dan aku menyanggupi untuk ikut kuliah lagi bersamanya. Maksudnya sambil kuliah, kita bisa terus berpacaran. Saat itu dia memang baru lulus SMA, sedangkan aku sudah lulus D3. Ternyata realita tak sejalan dengan rencana, semua gagal di tengah jalan seperti aku sebutkan diatas.
Begitulah, aku lalu mendaftar kuliah lagi dan ambil jurusan yang banyak disukai cewek-cewek, yaitu Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi. Aku ambil perkuliahan dari awal lagi, tidak ada nilai lama yang aku transfer, ini karena dulu aku ambil bidang teknik. Dan aku sengaja ambil jam kuliah malam, karena siangnya aku kerja.
Aku kuliah lagi ini mempunyai 2 misi, yaitu: pertama, ingin membuktikan kepada mantan pacarku tentang rencana kami dulu yang ingin kuliah bersama. Kedua, ingin mengisi kekosongan hati dengan kegiatan positif untuk mencari pendamping hidup. Disini visi nya beda, bukan sekedar mencari pacar, tapi mencari istri. Jadi sifatnya serius. bukan main-main.
Selanjutnya dari awal kuliah. aku sudah mulai tebar pesona, mencari teman cewek sebanyak-banyaknya sambil diseleksi. Kalau ada yang berkenan, diadakan pendekatan. Dalam pendekatan yang sudah cukup, langsung bilang bahwa aku bukan cari pacar, melainkan cari calon istri, kalau serius ayo kita lanjutkan, lebih cepat lebih baik. Akhirnya kutemukan tambatan hatiku. Dan setelah kami sama-sama lulus sarjana, kami melangkah ke pelaminan.
Itulah My Life, My Adventure ...
Masih ada cara yang lain misalnya ikutan acara "Take Me Out" atau "Take Him Out" atau ikut biro jodoh dan lain-lain. Tak perlu gengsi untuk mencari istri, yang penting jangan berdiam diri. Semoga kamu juga menemukannya .....
Pada postingan aku beberapa waktu yang lalu dengan title "Seperti Siti Nurbaya", menyebutkan bahwa aku pernah gagal pacaran. Kisah seperti yang dialami dalam cerita Siti Nurbaya, pernah aku alami. Saat itu hatiku hancur rasanya. Selama beberapa bulan, aku dilanda penyakit cinta. Aku bahkan sempat kehilangan gairah. Makan tak enak, tidurpun tak nyenyak.
Namun setelah itu, aku kembali bangkit. Aku sadar, bahwa dia mungkin bukan jodohku. Tak perlu disesali terlalu lama. Suatu saat pasti akan indah pada waktunya. Yang pasti harus tetap berusaha menemukan cinta sejati di dunia ini.
Akhirnya, aku menemukan cara. Ide ini sebenarnya diilhami dari kisah cintaku dengan mantan pacarku itu. Dulu saat masih pacaran. dia pernah bilang aku bahwa tidak ingin cepat kawin. Tapi ingin kuliah dulu dengan biaya sendiri hasil jerih payah kerjanya. Dan aku menyanggupi untuk ikut kuliah lagi bersamanya. Maksudnya sambil kuliah, kita bisa terus berpacaran. Saat itu dia memang baru lulus SMA, sedangkan aku sudah lulus D3. Ternyata realita tak sejalan dengan rencana, semua gagal di tengah jalan seperti aku sebutkan diatas.
Begitulah, aku lalu mendaftar kuliah lagi dan ambil jurusan yang banyak disukai cewek-cewek, yaitu Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi. Aku ambil perkuliahan dari awal lagi, tidak ada nilai lama yang aku transfer, ini karena dulu aku ambil bidang teknik. Dan aku sengaja ambil jam kuliah malam, karena siangnya aku kerja.
Aku kuliah lagi ini mempunyai 2 misi, yaitu: pertama, ingin membuktikan kepada mantan pacarku tentang rencana kami dulu yang ingin kuliah bersama. Kedua, ingin mengisi kekosongan hati dengan kegiatan positif untuk mencari pendamping hidup. Disini visi nya beda, bukan sekedar mencari pacar, tapi mencari istri. Jadi sifatnya serius. bukan main-main.
Selanjutnya dari awal kuliah. aku sudah mulai tebar pesona, mencari teman cewek sebanyak-banyaknya sambil diseleksi. Kalau ada yang berkenan, diadakan pendekatan. Dalam pendekatan yang sudah cukup, langsung bilang bahwa aku bukan cari pacar, melainkan cari calon istri, kalau serius ayo kita lanjutkan, lebih cepat lebih baik. Akhirnya kutemukan tambatan hatiku. Dan setelah kami sama-sama lulus sarjana, kami melangkah ke pelaminan.
Itulah My Life, My Adventure ...
Masih ada cara yang lain misalnya ikutan acara "Take Me Out" atau "Take Him Out" atau ikut biro jodoh dan lain-lain. Tak perlu gengsi untuk mencari istri, yang penting jangan berdiam diri. Semoga kamu juga menemukannya .....
BERSYUKURLAH PADA APA SAJA
Anda wajib mensyukuri apapun yang menimpa anda. Ini bukan masalah keberuntungan. Bersyukur menuntun anda untuk senantiasa menyingkirkan sisi negatif dari hidup. Orang lain mungkin mengatakan bahwa anda tidak realistis. Namun, sebenarnya sikap anda jauh lebih realistis, yaitu membebaskan diri anda dari kecemasan atas kesalahan.
Bersyukur mendorong anda untuk bergerak maju dengan penuh antusias. Tak ada yang meringankan hidup anda selain sikap bersyukur. Semakin banyak anda bersyukur, semakin banyak anda menerima. Semakin banyak anda mengingkari, semakin berat beban yang anda jejalkan pada diri anda. Kebanyakan orang lebih terpaku pada kegagalan lalu mengingkarinya. Sedikit sekali yang melihat pada keberhasilan lalu mensyukurinya. Karena. anda tak akan pernah berhasil dengan menggerutu dan berkeluh kesah. Anda berhasil karena berusaha. Sedangkan usaha yang anda lakukan karena anda melihat sisi positif. Hanya dengan bersyukurlah sisi positif itu tampak di pandangan anda.
Sumber: NN.
Bersyukur mendorong anda untuk bergerak maju dengan penuh antusias. Tak ada yang meringankan hidup anda selain sikap bersyukur. Semakin banyak anda bersyukur, semakin banyak anda menerima. Semakin banyak anda mengingkari, semakin berat beban yang anda jejalkan pada diri anda. Kebanyakan orang lebih terpaku pada kegagalan lalu mengingkarinya. Sedikit sekali yang melihat pada keberhasilan lalu mensyukurinya. Karena. anda tak akan pernah berhasil dengan menggerutu dan berkeluh kesah. Anda berhasil karena berusaha. Sedangkan usaha yang anda lakukan karena anda melihat sisi positif. Hanya dengan bersyukurlah sisi positif itu tampak di pandangan anda.
Sumber: NN.
Kamis, 10 September 2009
Selasa, 08 September 2009
Rabu, 02 September 2009
Rabu, 31 Desember 2008
Saat Berjumpa Kekasih Lama
Anda pernah mengalami nggak, yaitu berjumpa 'face to face' dengan mantan kekasih yang telah berpisah selama bertahun-tahun. Tiba-tiba bisa bertemu lagi, janjian bertemu 'face to face' dalam kesempatan waktu yang sangat sempit atau sejenak.
Nah kalo belum tunggu deh kisah-nya .....
Nah kalo belum tunggu deh kisah-nya .....
Langganan:
Postingan (Atom)