Senin, 25 Januari 2010

LANGKAH STRATEGIS MENJADI PERGURUAN TINGGI IDAMAN

Diposting untuk mengikuti Lomba Blog UII Tahun 2010

Setiap orang tentu ingin tampil cantik dan sempurna didepan umum. Segala faktor sekecil-kecilnya sangat diperhatikan, mulai dari penampilan fisik maupun non fisik, termasuk disini yaitu: dandanan, tingkah laku dan moral. Semua itu dilakukan sebagai alat tebar pesona, agar bisa menjadi idaman dan memikat orang lain yang melihatnya.

Demikian pula dengan Perguruan Tinggi, agar bisa menjadi perguruan tinggi idaman harus tampil prima dan sempurna, bukan hanya tampilan kosmetik luarnya saja yang tampak cantik, melainkan juga cantik dan sehat didalamnya [inner beauty-nya]

Untuk menentukan Perguruan Tinggi Terbaik, tidak terlalu sulit asal ada standard penilaian, kriteria dan rasio yang telah ditentukan sebelumnya. Maka tinggal menilai atau memilih mana yang terbaik dari perguruan tinggi kontestan. Contoh-nya yaitu Universitas Islam Indonesia merupakan salah satu perguruan tinggi 20 terbaik menurut versi penilaian dari Tempo/Webometric [Juli 2009] dan menjadi perguruan tinggi dengan nilai penjaminan mutu internal terbaik di Indonesia versi Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi [Juli 2009].

Sedangkan untuk menentukan Perguruan Tinggi Favorit di Indonesia, juga tidak terlalu sulit, yaitu dengan cara mengadakan survey/jejak pendapat/polling terhadap persepsi masyarakat baik secara offline maupun online, serta dengan melihat data statistik yang ada, maka dapat diketahui perguruan tinggi mana yang menjadi favorit di Indonesia.

Secara umum sangat sulit menemukan Perguruan Tinggi Idaman [red; bagi semua kalangan] di Indonesia saat ini. Karena semakin baik sarana dan fasilitas yang dimiliki, maka semakin mahal biaya untuk menuntut ilmu disana. Rasanya mustahil untuk menjadi perguruan tinggi idaman dengan modal seadanya. Seperti pepatah Jawa mengatakan, ”Ono rego, ono rupo” yang artinya ada modal/biaya, tentu ada kualitas terbaik yang diterima. Sehingga Perguruan Tinggi yang sebenarnya cukup baik dan berkualitas, namun sayang tidak dapat menjadi idaman calon mahasiswa, disebabkan karena biaya yang mahal. Dalam tulisan ini, saya ber-asumsi memberikan pendapat, ilustrasi atau ulasan-ulasan tentang perguruan tinggi idaman dengan mengabaikan biaya-biaya mahal tersebut. Dengan kata lain, penilaian kriteria idaman dilihat secara komprehensif dan tidak memasukkan unsur mahalnya biaya kuliah dan bangunan.

********
Perguruan tinggi seharusnya bukan hanya sebagai penerbit ijasah saja bagi lulusannya, namun punya tanggungjawab moral sebagai tempat menggodok dan mempersiapkan calon-calon sarjana yang potensial baik secara kualitas maupun kuantitas, sehingga lulusan yang dihasilkan benar-benar berkualitas, profesional dan ”Link & Match” dengan kebutuhan dunia usaha, pemerintahan dan ilmu pengetahuan. Syukur-syukur bisa menjadi perguruan tinggi terbaik, terfavorit, dan idaman. Yang terpenting dapat dinikmati oleh setiap insan cendekia maupun masyarakat Indonesia.

Perguruan Tinggi Idaman dapat ditinjau dari 2 Faktor, yaitu Faktor eksternal dan internal.

Faktor Eksternal

Faktor eksternal berhubungan dengan lokasi yang strategis, tenang dan nyaman. Perguruan Tinggi Idaman sebaiknya terletak di lokasi yang strategis, yaitu: tidak berada di dekat kawasan industri/pabrik, pasar, perkampungan padat penduduk, terminal, tempat pembuangan akhir [TPA] sampah, lokalisasi dan komplek kuburan. Perguruan Tinggi Idaman sebaiknya terletak di lokasi yang tenang, yaitu: jauh dari kebisingan kendaraan maupun suara-suara gaduh lain. Perguruan Tinggi Idaman sebaiknya terletak di lokasi yang nyaman, yaitu: aman dari gangguan-gangguan keamanan dan gangguan lain. Dengan lokasi yang tenang dan nyaman ini, jiwa menjadi lebih tenang, nyaman dan enjoy untuk berpikir dan beraktivitas belajar-mengajar dan bisa lebih fokus menyerap materi pelajaran dengan maksimal.

Tambahan catatan untuk faktor eksternal ini, lokasi harus tetap dapat dijangkau atau dilalui oleh angkutan umum, misalnya: angkot, bis kota maupun taksi.

Faktor internal

Faktor internal berhubungan dengan sarana dan prasarana fisik maupun non fisik di dalam lingkungan kampus/perguruan tinggi tersebut.

Perguruan Tinggi Idaman sebaiknya memiliki sarana fisik sebagai berikut:
.
• Halaman luar yang cukup luas dengan penghijauan yang baik [Campus Green – Clean & Healthy]
• Landscape yang indah dan sejuk dipandang mata, [misalnya: ada danau kecil buatan, taman duduk dibeberapa lokasi yang rindang, dll]
• Struktur gedung yang cukup prestisius dengan perpaduan arsitektur klasik dan modern [tidak harus megah]
• Struktur/system sanitary yang baik, agar bebas banjir dan jauh dari segala macam penyakit
• Sistem keamanan yang solid terhadap gangguan dari luar
• Ruang kuliah yang cukup luas dengan dilengkapi perangkat IT [multimedia] dan ber-AC, atau dengan ventilasi yang cukup baik sehingga tidak terasa panas/gerah
• Perpustakaan yang lengkap dengan ruangan ber-AC, atau dengan ventilasi yang cukup baik sehingga tidak terasa panas/gerah
• Laboratorium komputer/internet, bahasa dan akuntansi
• Laboratorium Science [kimia, biologi, otomotif/mesin]
• Lapangan olahraga indoor [bulutangkis/basket/futsal,dll] dan outdoor [tenis lapangan/panjat tebing, dll]
• Gedung Serbaguna sebagai tempat pusat kegiatan kampus, misalnya: untuk kegiatan wisuda, pameran pendidikan, pentas seni dan budaya, dll.
• Tempat parkir kendaraan yang luas dan terorganisir dengan baik
• Klinik kesehatan kampus
• Klinik konsultasi psikologi
• Kantin Kampus yang hygienis
• Ruang/stand Digital Solution, misalnya: fotocopy, penjilidan, penjualan alat tulis & kantor, dll
• Tempat Ibadah atau Masjid kampus
• Sarana Hotspot [Akses Internet dengan coverage seluruh area kampus]
• Toilet atau WC yang bersih dan cukup jumlahnya
• Bak-bak sampah di sudut ruangan/tempat yang diperlukan
• Minimart di dalam area kampus [khusus warga kampus]
• ATM Center atau ATM Bersama [dari beberapa bank]

Sedangkan sarana non fisik yang harus dimiliki oleh perguruan tinggi idaman, sebagai berikut:
.
• Fakultas atau jurusan yang cukup lengkap
.
• Dosen yang berkualitas dan kredibel terhadap profesinya
Yaitu: Dosen yang tidak hanya pandai mengajar, tetapi juga harus pandai dan piawai dalam mendidik, membimbing dan memotivasi. Saat ini masih banyak dosen yang hanya pandai mengajar secara ”textbook”, tetapi tidak bisa mendidik, membimbing dan memotivasi mahasiswanya.
.
• Kurikulum yang adaptable terhadap lingkungan global/internasional
Yaitu misalnya, ada perguruan tinggi yang dalam mata kuliah komputer masih berbasis wordstar dan dbase3, padahal saat ini sudah era MS Word dan Excel/Access, sehingga mata pelajaran tersebut mubazir dan tidak applicable pada era sekarang.
.
• Kurikulum yang mengakomodasi Pendidikan Science dan moral secara seimbang.
Yaitu: tidak hanya menciptakan calon sarjana yang brillian, tetapi juga bermoral atau berbudipekerti yang baik.
.
• Pusat Kajian Dan Pengembangan Budaya Riset
Yaitu: Lemahnya budaya riset di perguruan tinggi di Indonesia, membuat universitas ternama di Indonesia tidak bisa bersaing di level regional maupun Internasional. Untuk itu perlu dibentuk dan dikembangkan jaringan riset dan komunikasi serta sharing informasi antar perguruan tinggi di Indonesia. Motivasi dosen untuk melakukan riset perlu di tingkatkan [bukan hanya untuk keperluan kenaikan pangkat saja], kecenderungan saat ini dosen lebih suka mengajar rangkap dimana-mana ketimbang melakukan riset.
.
• Perencanaan ke masa depan [hendak dibawa kemana kampus ini]
Yaitu: Menjadi Perguruan Tinggi yang visioner, dan bukan menciptakan calon sarjana pengabdi bos melainkan sarjana yang memiliki nilai jual skill yang tinggi dan jiwa entrepreneur.
.
• Penerapan teknologi komputer untuk proses administrasi dan lain-lain, misalnya: software perpustakaan, sistem informasi akademik, software absensi digital [contoh: dengan sidik jari/barcode scanner, dll.], aplikasi eLearning, Website, Integrasi Jaringan Komputer Kampus.
.
Yaitu, misalnya:
.
Masih banyak dosen yang dalam mengajar, menulis ulang materi kuliah ke papan tulis sehingga mahasiswa membutuhkan waktu lebih dari setengah jam pelajaran untuk menyalin ke dalam buku, ini tidak efektif karena waktu untuk penjelasan atau pendalaman materi kepada mahasiswa tersebut hanya singkat. Lebih baik menggunakan laptop atau transparan sheet yang disambungkan ke OHP. Mahasiswa tinggal mengcopy materi ke flashdisk atau mem-fotocopy materi tersebut, sehingga waktu jam perkuliahan dapat secara optimal untuk pengajaran pendalaman materi.
.
Membuat Kartu Mahasiswa [ID Card] yang dilengkapi tanda barcode atau magnetic. Sehingga ID Card ini bisa berfungsi sebagai kartu anggota perpustakaan, kartu absensi [sistem barcode scanner/EDC], kartu pembayaran, kartu ujian, kartu klinik kesehatan, dan lain-lain. Demikian juga untuk ID Card Dosen.
.
Membangun portal website yang terpadu dan lengkap, dan dikelola secara serius dan profesional. Kebanyakan portal website yang dimiliki perguruan tinggi di Indonesia ini masih sangat standar, minim informasi dan tidak dikelola secara serius [tidak ter-update].
.
• Kegiatan ekstrakurikuler yang cukup lengkap [UKM]
Yaitu: Tidak hanya menciptakan calon sarjana yang berprestasi di bidang akademik tetapi juga berprestasi di bidang lain, misalnya: olahraga, seni, dan lain-lain.
.
• Kebebasan berekspresi bagi civitas akademika
Yaitu: Tidak melarang mahasiswa/dosen/karyawan kampus untuk bebas mengeluarkan pendapat, mengadakan riset, dan bebas berorganisasi di dalam lingkungan kampus, selama masih dalam koridor atau norma-norma.
.
• Hubungan/relasi yang luas dengan perguruan tinggi lain, pemerintahan, dunia usaha/bisnis dan negara lain.
Yaitu, misalnya: sharing informasi, kerjasama dalam pendanaan riset, penyaluran lulusan sarjana, program beasiswa, program magang di perusahaan, program pertukaran mahasiswa, dll.
.
• Jumlah lulusan yang dihasilkan harus ”Link & Match” dengan kebutuhan yang diserap dunia usaha dan pemerintahan.
Yaitu: Diharapkan tidak ada sarjana yang menganggur setelah lulus studi, melainkan bisa terserap semua ke dalam dunia usaha, pemerintahan maupun ilmu pengetahuan.
.
• Transparansi dalam manajerial
Yaitu: Segala aktivitas akuntansi, keuangan dan operasional pengelolaan dana kampus dapat dipertanggungjawabkan dengan benar/transparan, sehingga tidak menimbulkan gesekan-gesekan atau pertikaian antara pihak yayasan, pengelola kampus, stakeholder, maupun mahasiswa yang berakibat buruk terhadap keharmonisan berbagai pihak terkait.
.
• Ikatan Alumni yang solid dan progresif
Yaitu: Ikatan Alumni ini sangat penting untuk jaringan informasi bisnis, bantuan pendanaan, maupun bantuan pemikiran.


Jika Perguruan Tinggi dengan memiliki prasarana/sarana dan sistem seperti penulis paparkan diatas, maka secara otomatis segala predikat ter-akreditasi, terbaik, favorit maupun idaman bukanlah hal yang mustahil untuk dicapai dengan mudah. Dan bukan hanya di tingkat regional melainkan juga di tingkat Internasional.

Kesimpulan, untuk menjadi perguruan tinggi idaman, maka harus:
.
• Fokus dan Komitmen menjalankan visi dan misi
• Komunikatif, interaktif dan harmonis antar elemen kampus
• Inovatif, inspiratif dan progresif dalam operasional kampus
• Menciptakan suasana proses belajar-mengajar yang kondusif
• Aktif dalam Program Pengembangan Riset
• Transparansi dalam managerial kampus
• Tanamkan jiwa marketable, jangan menjadikan sarjana pengabdi, tapi jadikan sarjana penjual skill yang berbudi, krn antara karyawan dan perusahaan/instansi bukan hubungan tuan dan abdi dalem tetapi bersinergi mutualisme [saling membutuhkan].
.
Catatan khusus: Pihak pengelola kampus hendaknya tetap fokus pada "core job" yang seharusnya menjadi tanggungjawab moralnya, yaitu "Turut mencerdaskan kehidupan bangsa". Sedangkan hal-hal yang lain sebaiknya memanfaatkan jasa "outsourching", misalnya: jasa penanganan landscape dan cleaning service.
.
Demikian, tulisan ini diharapkan memberikan ide-ide kreatif dan inovatif yang dapat menjadi inspirasi bagi calon mahasiswa, mahasiswa, dosen, stakeholder, maupun para pengelola perguruan tinggi, dalam mengembangkan potensi perguruan tinggi menuju perguruan tinggi idaman bagi semua kalangan.

Bagi pemerintah, khususnya Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, semoga wacana ini dapat memberikan masukan positif dalam membuat kebijakan strategis untuk meningkatkan mutu perguruan tinggi di Indonesia

SEMOGA BERMANFAAT

Best regard,
Heru Widijanto
[Artikel ini khusus di-posting untuk partisipasi dalam Lomba Blog UII yang diselenggarakan oleh Universitas Islam Indonesia – Yogyakarta]

Ya Allah, berilah hambamu ini kekuatan untuk menerima kenyataan kalah atau menang dalam partisipasi lomba blok UII ini. Amiin.

Tidak ada komentar: