Jumat, 08 Agustus 2008

BEBAS PARKIR - PARKIR BEBAS ATAU PARKIR GRATIS

Di halaman suatu toko swalayan atau minimart, sering kita lihat ada tulisan “Bebas Parkir/Parkir Bebas/Parkir Gratis”. Dari semua tulisan itu, oleh pemilik toko/swalayan dimaksudkan bahwa bagi pengunjung toko tidak dikenakan biaya parkir kendaraan.

Tetapi tahukah anda, bahwa sebenarnya ketiga tulisan itu berbeda arti/maknanya. Lalu tulisan mana yang paling tepat, yang memenuhi maksud dari pemilik toko, bahwa pengunjung toko tidak dikenakan biaya parkir.

Mari kita kupas satu-persatu.
Ada tulisan bebas becak, artinya diarea itu tidak boleh ada becak. Ada juga tulisan bebas debu, artinya tidak ada debu. Bebas biaya sekolah, artinya tidak dikenakan biaya sekolah. Ada juga tulisan bebas asap rokok, yang artinya tidak boleh merokok di area tersebut. Ada juga tulisan daerah bebas banjir, yang artinya daerah itu tidak pernah terjadi banjir. Nah, dari beberapa contoh tulisan diatas, lalu apa artinya “Bebas Parkir”, seharusnya khan tidak boleh ada kendaraan parkir. Kenyataannya, dihalaman toko tersebut dipakai sebagai tempat parkir.

Berikutnya, ada istilah terjun bebas, yang artinya terjun secara bebas tanpa aturan. Ada juga istilah pakaian bebas, artinya memakai pakaian bebas atau sembarangan, tidak ditentukan model maupun warnanya. Ada pertemuan/hajatan yang mengundang orang dengan menerapkan “waktu bebas”, artinya para undangan bebas datang kapan saja tidak ditentukan waktunya.
Nah, dari beberapa contoh ilustrasi diatas, lalu apa artinya “Parkir Bebas”. Artinya kita bebas memarkir kendaraan dg segala posisi dan segala kondisi. Entah itu melintang atau berjejer atau posisi miring atau jungkir-balik, itu terserah karena tulisannya “Parkir Bebas”

Berikutnya, ada istilah tiket gratis, artinya diberi tiket secara gratis [tidak usah membayar]. Makanan/minuman gratis, artinya mengambil makanan/minuman secara Cuma-Cuma atau tidak membayar. Ada istilah sekolah gratis, yang artinya sekolah tidak dikenakan biaya, dan sebagainya.
Nah, dari beberapa contoh ilustrasi diatas. Manakah yang paling tepat, untuk menunjukkan maksud bahwa pengunjung toko yang membawa kendaraan tidak dikenakan biaya kalo parkir di halaman toko tersebut? …..
BEBAS PARKIR / PARKIR BEBAS / PARKIR GRATIS

Seperti Siti Nurbaya

Dulu, aku pernah mencintai seorang wanita. Dia sangat cantik, dan menyenangkan. Tinggi badannya sekitar 160 cm, maklum mantan anggota paskibraka di sekolah SMA-nya. Kalau dia sedang tersenyum, mak nyuss rasanya.

Saking cintanya aku kepadanya, aku ikhlas menjadi sopir pribadinya. Maksudnya aku siap menjemputnya pulang kerja setiap hari. Walaupun lokasi kerjanya jauh, tetapi asyik deh, khan jadi lebih lama berduaan di sepanjang perjalanan pulang ke rumah, berboncengan motor, duduknya memet lagi, rasanya mak serrr gito loh .....

Tapi sayang, dia bukan jodohku. Dia dipanggil pulang ke desa oleh bapaknya. Di sana dia dikawinkan dengan pemuda pilihan bapaknya. Kami tak mampu melawan kehendak bapaknya. Akhirnya kami berpisah untuk selamanya. Cinta kami bagaikan kisah cinta "Siti Nurbaya".

Saat itu hatiku hancur rasanya, aku kehilangan candanya, aku kehilangan senyumnya. Aku bahkan kehilangan gairah, makan tak enak, tidurpun tak nyenyak. Inikah yang dinamakan penyakit cinta ....

Cinta itu memang indah, tetapi cinta bisa juga menimbulkan sakit berbahaya. Maka hati-hatilah kamu berkawan dengan cinta. Kalo tak bisa mengendalikan cinta, kamu bisa merana sepanjang masa. Dengan sentuhan cinta, manusia juga bisa tumbuh menjadi lebih dewasa dan lebih bijaksana. Akupun setidaknya pernah merasakan sentuhan cinta. Awas bahaya laten cinta ....

Pernahkah kamu merasakan kehangatan dan kedahsyatan cinta ? .....

Kamis, 07 Agustus 2008

Kerja apa nggak sih

Suatu ketika aku sedang duduk ngobrol dengan seorang Abang becak yang biasa mangkal di dekat rumahku. Abang becak ini sudah mangkal di dekat rumahku sejak lama [bertahun-tahunlah]. Karena itu langganannya lumayan banyak, terutama tetangga kiri-kanan. Ada yang pakai jasanya untuk antar jemput anak sekolah, antar jemput ibu-ibu ke pasar tradisional, dan sebagainya. Karena langganannya cukup banyak, maka abang becak ini kerjanya nggak ngoyo, kalo nggak ada order tambahan ya paling-paling duduk-duduk saja di bangku becaknya. Nah, saat sedang duduk ngobrol denganku itulah, tiba-tiba ada abang becak lain yang mengayuh becaknya [tanpa penumpang] melewati kami. Melihat abang becak temanku tadi hanya duduk-duduk sambil ngobrol, dia berceloteh, "Ayo kerja Cak, sudah jam berapa ini, jangan duduk-duduk saja, nanti istrimu kamu kasih duit apa ....". Mendengar celotehan temannya ini, abang becak temanku tidak terima dan membela diri, "Aku duduk-duduk di sini ini ya sedang bekerja, kalo nggak kerja aku pasti duduk-duduk saja dirumah, ngapain duduk di pinggir jalan ...". Nah, loh, aku yang mendengar perdebatan mereka jadi geli deh ... siapa ya yang benar ? Kalo menurut kamu bagaimana ?

Editorial

Hai, kamu sedang baca blog-ku ya ..... nggak bakalan nyesel deh. Kamu telah berada di tempat yang tepat. Tempat yang penuh dengan keindahan sensasi - fantasi dan ilustrasi hati. Tapi pesanku, cuci tangan dan kaki dulu ya, sebelum serius baca artikel-ku yang lain. Maksudnya sih, kalau kamu ketiduran, nanti nggak akan mimpi yang buruk, sebaliknya ketemu mimpi yang endah-endah gitu loh .... OK, met baca ....